Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menanggapi rencana Kementerian Perhubungan yang bekerjasama dengan Korea Selatan untuk membangun Light Rail Transit (LRT) di Bali.
Menurutnya, Korea Selatan memang menyukai proyek kereta api jarak pendek sehingga bila kerja sama ini terealisasi maka akan memberikan dampak yang bagus.
"Korea memang senangnya proyek KA yang jarak pendek, cepat pengembaliannya. Kalau Korea Selatan berminat, bagus sekali," katanya kepada Bisnis.com, Senin (14/6/2021).
Djoko menyebut lintasan tersebut memiliki potensi penumpang yang cukup besar terutama saat situasi normal sebelum pandemi. Karena itu, dia menilai pemerintah harus bisa memilih trase yang tepat mengingat kemungkinan penggunanya lebih banyak adalah pelancong.
Sebelumnya terkait dengan rencana pembangunan LRT Jabodetabek, dia juga meminta agar pemerintah jangan mengulangi kesalahan di Palembang yang dinilai minim masa uji coba.
"Jangan diabaikan akses ke setiap stasiun yang belum selesai dibangun. Harus segera membangun akses jaringan jalan menuju ke setiap stasiun yang berada di luar Kota Jakarta," sebutnya.
Selain itu dia juga meminta pemerintah menyediakan angkutan penghubung antara kawasan pemukiman ke stasiun terdekat. Menurutnya adanya jaringan transportasi umum dan integrasi moda di sepanjang koridor LRT Jabodebek sangat penting dan PT KAI (Persero) sudah melakukan kajian tersebut pada 2020.
Sebagai informasi, Kemenhub tengah membahas peluang kerja sama pembangunan infrastruktur LRT di Bali dan MRT Jakarta fase 4 rute Fatmawati – Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dengan Korea Selatan.
Rencana tersebut dibahas oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam pertemuan bilateral dengan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Tae Sung Park, Kamis (14/6/2021).
“Hari ini saya melakukan pertemuan dengan Dubes Korsel untuk Indonesia membahas peluang kerja sama pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia, dan kami menyambut baik keinginan pihak Korsel untuk terlibat dalam pembangunan kereta api di Bali dan Jakarta,” ujarnya.
Adapun, Pemprov Bali telah bekerjasama dengan Korsel melalui Korea National Railway untuk menyusun kajian prastudi kelayakan (Pre Feasibility Study) terkait rencana pembangunan LRT rute Bandara Ngurah Rai – Seminyak sepanjang 9,46 km.