Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KNKT Acungi Jempol untuk Sensor SmartMT Pertamina Patra Niaga, Bakal Dijual di Asia

SmartMT diciptakan berangkat dari kasus-kasus kecelakaan lalu lintas mobil tangki dikarenakan kelelahan saat mengemudi, kegagalan sistem pengereman, tekanan angin pada ban, jarak aman berkendara, perawatan mobil tangki, dan lain sebagainya.
Pengendara truk tanki melintasi jalan tol ruas Salatiga-Boyolali di Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (5/6/2018)./ANTARA-Aloysius Jarot Nugroho
Pengendara truk tanki melintasi jalan tol ruas Salatiga-Boyolali di Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (5/6/2018)./ANTARA-Aloysius Jarot Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Nasional Keselamatan transportasi (KNKT) mengapresiasi inovasi Smart Moda Transportasi (SmartMT) yang berkelanjutan dari Pertamina Patra Niaga.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menuturkan inovasi itu menyempurnakan sistem keamanan dan keselamatan transportasi angkutan distribusi bahan bakar minyak. Ada sepuluh unit mobil tangki SmartMT yang menjadi proyek percontohan di Fuel Terminal Ujung Berung.

“Awalnya kami melakukan investigasi terhadap truk Pertamina yang terbakar. Diawali oleh ban terbakar lalu kami teliti, ternyata akibat tromol mengunci dan mengerem terus, ban mengalami pirolisis hingga terjadi insiden api, dan terbakarlah tangki beserta muatan BBM yang dibawa. Itu kejadian tahun 2017. Lalu mereka mengembangkan ini," kata Soerjanto melalui keterangan tertulis, Sabtu (12/6/2021).

SmartMT diciptakan berangkat dari kasus-kasus kecelakaan lalu lintas mobil tangki dikarenakan kelelahan saat mengemudi, kegagalan sistem pengereman, tekanan angin pada ban, jarak aman berkendara, perawatan mobil tangki, kehandalan performansi mobil tangki, peningkatan keamanan produk BBM, optimalisasi konsumsi BBM, masih rendahnya tingkat kepuasan dan keluhan pelanggan, dan dampak finansial akibat kecelakaan lalu lintas.

Di sisi lain, Direktur SDM dan Penunjang Bisnis Pertamina Patra Niaga Sub Holding Commercial & Trading Isabella Hutahean menuturkan SmartMT adalah inovasi digitalisasi pada moda transportasi darat, khususnya mobil tangki guna meningkatkan standar keselamatan dan keamanan.

Inovasi ini diinisiasi dan diujicoba sejak 2018. Semula dengan tiga fitur yakni tromol sensor, elektronik data recorder, safety voice induction yang diujikan di Fuel Terminal Jakarta Group.

"SmartMT saat ini terintegrasi dengan sistem eksisting (TAS-NewIFMS/SIOD, ODI, GPS Fleetsight, CCTV kabin mobil tangki) dan kedepan juga akan integrasi dengan Digitalisasi SPBU, serta pendukung terkait lainnya di lingkungan Pertamina untuk meningkatkan implementasi HSSE (Health, Safety, Security and Environment) dan efisiensi biaya operasional untuk meningkatkan kepuasan pelanggan," kata Isabella.

Beberapa tahun belakangan, Pertamina Patra Niaga kesulitan dalam memantau kondisi pada sistem pengereman mobil tangki yang beroperasi. Potensi terjadinya kecelakaan masih cukup besar. Digitalisasi mobil tangki menjadi kunci.

SmartMT terbaru untuk mobil tangki memiliki 15 fitur, antara lain untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas, monitoring kondisi pengemudi, monitoring losses produk yang diangkut, tracking posisi, pengemudi sesuai mobil tangki yang dikendarai, dan lain-lain.

"Ini bisa menjadi jawaban. Selama ini kecelakaan sering terjadi. Namanya manusia, sopir bisa saja capek lalu ada kecelakaan. Tapi dengan adanya SmartMT ini bisa dideteksi dan bahkan ke depan bisa di-upgrade lagi bisa mengecek detak jantung," tuturnya.

Pengembangan teknologi SmartMT ini menggunakan sensor-sensor sebagai pengindera kondisi mobil tangki yang akan diolah secara terpusat oleh microcontroller. Data yang telah diolah akan diubah menjadi informasi yang mudah dipahami oleh awak mobil tangki, sehingga jika terjadi anomali pada mobil tangki dapat segera ditangani.

Sistem akan secara otomatis mengecek sendiri dari sistem pemakaian bahan bakar, sistem pengereman, sistem electrical. Semua parameter tersebut dibuat daring yang terintegrasi ke data center Pertamina Patra Niaga melalui perangkat Internet of Thing (IoT) sebagai Early Warning System (EWS).

"Ini bisa mengurangi kecelakaan. Selain meningkatkan efisiensi, biaya juga berkurang. Tak kalah pentingnya TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), material dalam negeri, alat kerja dalam negeri, pekerjanya pun dalam negeri," kata Isabella.

Selama enam bulan ke depan akan dilakukan evaluasi terhadap program SmartMT ini. Rencananya, bakal ada 220 stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU yang menggunakan SmartMT ini.

"Manajemen sangat bangga. Ini bukan hanya buat Pertamina Group, tapi juga buat bangsa. Dengan SmartMT ini, banyak hal bisa dilakukan seperti mengurangi kecelakaan, efisiensi, mencegah fraud, TKDN. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang lebih mengutamakan HSSE. Ke depan ini bisa dikomersialkan, bisa kita jual ke perusahaan-perusahaan di Asia. Sekarang masih digarap internal," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper