Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha sawit mengharapkan penerapan Zero ODOL atau Over Dimension and Over Load tidak turut membebankan kenaikan biaya logistik yang signifikan.
Anggota Bidang Kebijakan Publik Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Agung Utomo mengatakan penerapan Zero ODOL yang akan berlaku pada 2023 atau 2025 sesuai permintaan sejumlah industriawan bukan menjadi persoalan utama di sini. Namun, ada sejumlah persyaratan mutlak yang lebih penting untuk dipenuhi.
"Paling krusial peningkatan infrastruktur jalan sehingga tidak membuat biaya angkut naik signifikan dan kapasitas turun yang malah membuat daya saing kita makin turun," katanya dalam diskusi virtual, Kamis (10/6/2021).
Agung menyebut peningkatan infrastruktur tersebut meliputi pelebaran jalan dan peningkatan kelas jalan. Apalagi Zero ODOL tidak akan hanya diberlakukan di Jawa melainkan di Kalimatan dan Sumatera yang saat ini belum memiliki kelas jalan.
Gapki telah menyiapkan menuju Zero ODOL ini sejak 2018 lalu. Menurutnya selain kesiapan internal, kesiapan eksternal infrastruktur jalan di atas harus dipenuhi agar kebijakan Zero ODOL tidak sia-sia.
"Pentingnya sinergi tidak hanya stakeholder di sini tetapi juga regulator karena jika hanya saling menunggu," ujarnya.
Adapun dalam memuju implementasi Zero ODOL ini, Gapki menghitung akan ada tambahan hingga 70.873 truk nantinya dengan biaya tambahan per tahun Rp32,4 triliun belum ditambah investasi lainnya.
Sementara itu, akan ada pula 14.628 truk yang harus dilakukan peremajaan karena berusia lebih dari 10 tahun dengan potensi biaya sekitar Rp10 triliun.