Bisnis.com, JAKARTA - Program Kartu Prakerja dinilai mampu mendorong kualitas sumber daya manusia (SDM), di samping meningkatkan daya beli selama masa pandemi Covid-19.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyampaikan manfaat nyata dari program ini telah dirasakan oleh para penerimanya, khususnya dalam menjaga daya beli di tengah krisis dan meningkatkan keterampilan kerja.
Hal ini tercermin dari tahun pertama pelaksanaan Program Kartu Prakerja pada 2020 yang menjangkau 5,5 juta penerima dengan anggaran Rp20 triliun anggaran. Sementara, pada kuartal pertama 2021, manfaat Program Kartu Prakerja juga telah dirasakan oleh 2,77 juta peserta baru.
“Dari Rp10 triliun anggaran di tahun ini, penyerapannya sudah 98 persen,” katanya melalui siaran pers yang dikutip Bisnis, Kamis (3/6/2021).
Denni menjelaskan, dari bantuan Rp600.000 per bulan selama 4 bulan yang diberikan kepada peserta, lebih dari 50 persen insentif tersebut dipergunakan untuk membeli kebutuhan makanan.
Dengan demikian, penerima Kartu Prakerja dapat menggunakan insentif untuk membeli kebutuhan hidup sehari-hari, sekaligus menciptakan konsumsi dan memutar roda perekonomian.
Baca Juga
Namun, untuk bisa mendapatkan insentif, para penerima Kartu Prakerja memiliki syarat khusus, yaitu harus menyelesaikan minimal satu pelatihan di ekosistem Kartu Prakerja.
“Pelatihan peningkatan keterampilan tidak hanya untuk yang menganggur, tapi juga bagi para pekerja. Dunia terus berubah, jadi mereka yang sudah bekerja pun perlu memperbaharui keterampilan secara terus menerus,” kata Denni.
Denni juga menjelaskan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik yang baru dirilis pada Mei 2021. Survei yang dilakukan pada Februari 2021 itu menyebut bahwa 90,97 persen penerima Kartu Prakerja menganggap program ini dapat meningkatkan keterampilan kerja mereka.
Selain itu, Survei Cyrus Network pada Mei 2021 menyebutkan 98,7 persen responden merasa mendapat manfaat dari pelatihan Kartu Prakerja. Survei ini juga mengungkapkan bahwa 92,6 persen penerima Kartu Prakerja merasa bahwa ilmu yang didapatkan dalam pelatihan Kartu Prakerja bisa diaplikasikan di tempat kerja atau tempat usaha.
“Dengan demikian jelas bahwa 1.561 jenis pelatihan yang disediakan 179 lembaga pelatihan di ekosistem Kartu Prakerja dinyatakan relevan oleh para penerimanya, termasuk kelompok marginal di daerah tertinggal, purna pekerja migran, dan juga penyandang disabilitas,” kata Denni.