Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyatakan bahwa langkah pembentukan holding di dalam tubuh PT Pertamina (Persero) bukan langkah untuk menjual aset negara, melainkan sebagai penguatan organisasi perusahaan migas pelat merah itu.
Erick mengeklaim, dengan adanya subholding di Pertamina terdapat dampak yang sangat baik di beberapa sektor usaha yang dijalankan BUMN itu, mulai dari sektor hulu sampai dengan ke hilir bisa lebih meningkat kinerjanya.
"Kemarin saya menghadiri sidang MK [Mahkamah Konstitusi], tapi di situ kami paparkan bahwa memang dengan adanya subholding yang ada di Pertamina sudah ada impact yang sangat baik," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Kamis (3/6/2021).
Erick memaparkan bahwa untuk di sektor hulu Pertamina, dengan adanya pembentukan subholding pada saat ini diklaim telah mampu menemukan cadangan minyak baru serta potensi-potensi lainnya setelah adanya sinergi di anak usaha Pertamina di hulu.
Dia menambahkan untuk sektor lainnya seperti geotermal setelah pembentukan subholding diklaim telah berdampak terhadap kinerja yang lebih efisien. Sementara itu, di bisnis kilang Pertamina setelah adanya subholding disebut telah mampu mencetak laba setelah sebelumnya mencatatkan rugi.
"Saya sangat confident, saya sampaikan ke sidang MK, kami tidak menjual aset bangsa, justru kita menyinergikan aset bangsa supaya lebih kuat," ujar Erick.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan bahwa terdapat sejumlah hal utama dalam pembentukan holding di Pertamina yaitu transparansi dan efisiensi sehingga memungkinkan adanya peningkatan kinerja dari masing-masing subholding.
Pada tahun lalu, pembentukan subholding hulu Pertamina disebut telah mampu menyelamatkan Pertamina dari kerugian meski harga minyak dunia bergerak di bawah US$15 per barel. Hal itu disebabkan oleh adanya efisiensi di subholding hulu, kilang, hingga ke hilir.
Pembentukan holding juga merupakan salah satu strategi untuk mengembangkan bisnis Pertamina mengingat dalam kurun waktu 5 tahun ke depan dibutuhkan anggaran investasi yang sangat besar untuk menjaga ketahanan energi nasional.
"Tahun ini upaya kita untuk bisa melakukan corporate action pengembangan Pertamina International Shipping dan Pertamina Geothermal," ungkapnya.