Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Percepat Penanganan Pandemi, Organisasi Global Serukan Negara Sisihkan Rp715 Triliun

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) juga mendorong penetapan dasar untuk pemulihan yang berlaku secara global, serta upaya meningkatkan keamanan kesehatan.
Ilustrasi Obat COvid-19./Antara
Ilustrasi Obat COvid-19./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala lembaga keuangan, kesehatan, dan perdagangan global yang mendesak para pemimpin dan pemerintah segera mendanai peta jalan baru senilai US$50 miliar atau sekitar Rp715 triliun untuk mempercepat distribusi alat kesehatan yang adil guna membantu mengakhiri pandemi Covid-19.

Lembaga-lembaga seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) juga mendorong penetapan dasar untuk pemulihan yang berlaku secara global, serta upaya meningkatkan keamanan kesehatan.

Para pemimpin organisai-organisasi tersebut yakni Kristalina Georgieva (IMF), Tedros Adhanom Ghebreyesus (WHO), David Malpass (Bank Dunia) dan Ngozi Okonjo-Iweala (WTO) mengatakan pemerintah harus bertindak tanpa penundaan lebih lanjut. Jika tidak, akan ada risiko gelombang lanjutan dan wabah eksplosif Covid-19 serta varian virus yang lebih menular dan mematikan yang merusak pemulihan global.

"Sekarang sudah menjadi sangat jelas bahwa tidak akan ada pemulihan berbasis luas tanpa mengakhiri krisis kesehatan. Akses ke vaksinasi adalah kunci untuk keduanya," kata para pemimpin dalam pernyataan bersamanya, Rabu (2/6/2021).

Pernyataan bersama tersebut mengacu pada analisis staf IMF baru-baru ini, yang menyatakan bahwa investasi baru sebesar US$50 miliar diperlukan untuk meningkatkan kapasitas produksi, pasokan, arus perdagangan, dan pengiriman, yang akan mempercepat pemerataan distribusi diagnostik, oksigen, perawatan, pasokan medis, dan vaksin. Suntikan dana ini juga akan memberikan dorongan besar bagi pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia.

“Dengan perkiraan US$50 miliar, itu akan mengakhiri pandemi lebih cepat di negara berkembang, mengurangi infeksi dan korban jiwa, mempercepat pemulihan ekonomi, dan menghasilkan sekitar US$9 triliun output global tambahan pada tahun 2025,” kata para pemimpin.

Seruan ini menggemakan analisis ekonomi oleh Kamar Dagang Internasional dan Grup Eurasia.

Keduanya membuat kasus untuk investasi yang relatif sederhana oleh pemerintah dibandingkan dengan triliunan yang dihabiskan untuk rencana stimulus nasional dan kehilangan triliunan output ekonomi sebelumnya. Namun elemen penting dari upaya ini adalah bahwa hal itu secara efektif memacu vaksinasi global dan menjembatani kesenjangan.

“Meningkatkan ambisi kami dan memvaksinasi lebih banyak orang lebih cepat. WHO dan mitra COVAX-nya telah menetapkan tujuan untuk memvaksinasi sekitar 30 persen populasi di semua negara pada akhir 2021,” ujar mereka.

Namun, melalui perjanjian dan dana investasi besar-besaran, target itu dapat terlampaui hingga 40 persen, dan setidaknya 60 persen pada paruh pertama 2022.

Pemerintah didesak untuk bertindak atas peluang investasi untuk meningkatkan pasokan vaksin, oksigen, tes dan pengobatan. Para pemimpin mengumumkan hal itu jelang pertemuan G7 pada pekan ini. Pertemuan para menteri keuangan akan digelar pada akhir pekan dan diawali denha Konferensi Kesehatan Global bersama yang diselenggarakan oleh Uni Eropa dan Italia, yang memimpin G20.

“Untuk segera mencapai lebih banyak suntikan [vaksin] , dosis perlu segera disumbangkan ke negara-negara berkembang yang disinkronkan dengan rencana penyebaran vaksin nasional, termasuk melalui COVAX,” kata keempat pemimpin itu.

Selain itu, kerja sama perdagangan juga diperlukan untuk memastikan arus lintas batas yang bebas dan meningkatkan pasokan bahan baku dan vaksin jadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper