Bisnis.com, JAKARTA — Sekretariat Bersama Serikat Pekerja Bersama (Sekber) PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mempersilakan anggotanya untuk mempertimbangkan opsi pensiun dini secara personal.
Sekber Garuda yang terdiri atas Asosiasi Pilot Garuda (APG), Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) serta Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) mengambil posisi tidak menolak atau menerima atas penawaran sukarela pensiun dini dari manajemen Garuda.
Ketua Harian Sekarga Tommy Tampatty menuturkan hingga kini belum mengetahui nama dan jumlah karyawan yang sudah menerima program pensiun dini tersebut. Nama-nama tersebut dipegang oleh jajaran Direksi Garuda.
"Bagi kami yang penting memantau pelaksanaan program ini sebagaimana yang disampaikan secara sukarela. Kalau ada yang mau ambil ya monggo. Kecuali ada paksaan," ujarnya, Jumat (28/5/2021).
Sementara itu Presiden Federasi Pilot Indonesia (FPI) Capt. Ali Nahdi menyampaikan program pensiun dini yang ditawarkan secara sukarela ini sangat bergantung dari kebutuhan masing -masing karyawan.
Dia pun tak menampik ada laryawan bakal mengambil opsi pensiun dini ini. Kemungkinannya. adalah nereka yang merupakan awak kabin senior. Saat ini pun banyak pilot senior Garuda yang berusia di atas 45 tahun dan separuhnya juga sudah mendekati masa pensiun.
Namun demikian pihaknya mengharapkan ada solusi supaya pada akhirnya perusahaan tetap berjalan dan profesi awak kabin tetap bisa dipertahankan.
"Kalau ada yang butuh diambil, ada yang tidak mau ambil, itu hak masing-masing. Bagusnya tidak mewajibkan. Yang mau disilakan, cobalah cari solusi dan jalan ke luar supaya company tetap jalan dan profesi tetap jalan," katanya.
Selain menawarkan pensiun dini kepada karyawan, Garuda Indonesia punya rencana merestrukturisasi bisnis sepenuhnya. Kebijakan ini berisiko mengurangi jumlah pesawat yang dioperasikannya menjadi kurang dari setengah armada utama demi bertahan dari krisis.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebutkan dari 142 pesawat yang ada, perseroan hanya akan mengoperasikan tidak lebih dari 70 pesawat. Pernyataan tersebut mengacu pada maskapai layanan penuh (full-service) Garuda tidak termasuk maskapai bertarif rendah (low-cost carrier) Citilink.