Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kadin Susun Strategi Detil pada Kepemimpinan 2021-2026

Kadin akan fokus mendorong lahirnya active labour market yang selama ini disebut masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah.
Sejumlah buruh pabrik pulang kerja di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2020)./ANTARA FOTO-Fauzan
Sejumlah buruh pabrik pulang kerja di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2020)./ANTARA FOTO-Fauzan

Bisnis.com, JAKARTA – Kepemimpinan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2021 - 2026 bakal lebih menantang. Masih menghadapi situasi pandemi, kepemimpinan Kadin berikutnya dihadapkan dengan upaya pemuihan ekonomi di tengah pandemi.

Sebagai informasi, jelang Munas Kadin di Bali pada awal Juni 2021, sejumlah kandidat seperti Anindya Bakrie dan Arsjad Rasjid menjadi nama yang kuat sebagai kandidat Ketua Umum Kadin menggantikan Rosan P. Roeslani yang akan terbang ke Washington DC sebagai Dubes AS.

Ketua Komite Tetap Ketenagakerjaan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bob Azzam mengatakan dampak pandemi Covid-19 terhadap perusahaan anggota organisasi yang berbeda-beda menjadi indikator kuat yang mengharuskan disusunnya strategi lebih detil.

"Kami akan lebih detil dalam membuat strategi kebijakan ke depan dan tidak bisa hanya membuat satu policy yang bersifat menyeluruh. Policy yang dibuat mesti dilihat case by case. Itu tantangan yang berat ke depannya," ujar Bob, Minggu (23/5/2021).

Di sektor ketenagakerjaan, sambungnya, Kadin bersama-sama dengan pemerintah akan memaksimalkan penerapan UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja dalam hal mereformasi situasi bisnis dan ketenagakerjaan di Tanah Air, baik dari segi daya saing maupun kemampuan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Dia berharap, UU Ciptaker tidak hanya dimanfaatkan untuk menciptakan lapangan kerja melalui relaksasi kemudahan berusaha. UU Ciptaker juga diharapkan dapat mengakomodasi transformasi sektor ketenagakerjaan.

Hal tersebut tentunya tidak mudah meskipun data BPS mencatat jumlah pengangguran di Indonesia pada Februari 2021 mengalami penurunan dibandingkan dengan Agustus tahun lalu sebesar 1,02 juta angkatan kerja dari 9,77 juta menjadi 8,75 juta.

Sebab, perbaikan angka tersebut belum sejalan dengan kualitas pekerjaan yang tersedia, di mana sebagian besar pekerja di Indonesia bekerja di sektor informal yang cenderung tidak stabil dan belum menunjukkan belum terjadinya proses transformasi.

BPS mencatat saat ini terdapat sebanyak 78,14 juta orang atau 59,62 persen yang bekerja di sektor informal, hanya turun tipis 0,85 persen poin dibandingkan dengan Agustus 2020. Kondisi seperti ini dinilai tidak akan memberikan dorongan yang signifikan terhadap pertumbuhan konsumsi.

Berangkat dari situasi tersebut, lanjut Bob, Kadin ke depan akan fokus mendorong lahirnya active labour market yang selama ini disebut masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah.

Pada periode kepemimpinan berikutnya, lanjutnya, Kadin akan mendorong UU Ciptaker agar dapat mengakomodasi peningkatan kemampuan pekerja agar sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper