Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksi pertumbuhan industri makanan dan minuman atau mamin akan mencapai 5–6 persen pada kuartal II/2021. Sebelumnya, pada kuartal I/2021 sektor ini hanya tumbuh 2,4 persen.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim mengatakan dari berbagai informasi yang diperoleh di lapangan terjadi peningkatan penjualan di kelompok industri makanan selama Ramadan dan Lebaran sekitar 10 persen.
"Memperhatikan juga peningkatan ekspor industri makanan selama kuartal I/2021 tumbuh sekitar 14 persen serta jelang Idul Adha dan dimulainya sekolah tatap muka maka di proyeksikan pertumbuhan industri akan dapat mencapai 5-6 persen kuartal ini," katanya kepada Bisnis, Selasa (18/5/2021).
Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Rachmat Hidayat mengatakan kuartal ini akan ada pendorong dari periode Ramadan dan Lebaran.
Meski tidak optimistis akan naik seperti kondisi normal tetapi setidaknya akan lebih baik dibanding kuartal pertama.
"Kami masih yakin ada Lebaran dan Natal akhir tahun sehingga pertumbuhan masih sesuai yang diharapkan pada awal tahun," katanya.
Adapun Gapmmi mematok tahun ini industri akan naik di level 5-7 persen. Rachmat menyebut pastinya sejauh ini kinerja industri mamin masih sesuai yang diharapkan.
Sejalan dengan hal itu, Direktur Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Supriadi optimistis industri makanan dan minuman masih akan bertumbuh, meskipun masih ada pembatasan mobilitas.
Dia mengatakan industri ini sudah terbukti sejak tahun lalu bertahan di tengah pandemi Covid-19. "Mungkin akan tetap berpengaruh tetapi sedikit dan sudah terbukti sejak tahun lalu. Hal itu karena mamin selalu dibutuhkan masyarakat bahkan untuk menunjang daya tahan," katanya.