Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Singapura Sepanjang April Melambat, Ini Penyebabnya

menurut data yang dirilis oleh Enterprise Singapore (ESG), Senin (17/5/2021), ekspor domestik Singapura tercatat hanya tumbuh 6 persen pada April, atau turun dari ekspansi 11,9 persen pada Maret. Hal ini dipicu oleh kontraksi ekspor ke AS dan penyusutan pengiriman ke Eropa.
Marina Bay, Singapura. /stb.gov.sg
Marina Bay, Singapura. /stb.gov.sg

Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor domestik nonminyak Singapura (NODX) naik pada kecepatan yang lebih lambat sebesar 6 persen pada April, turun dari ekspansi 11,9 persen pada Maret.

Dilansir Channel News Asia, menurut data yang dirilis oleh Enterprise Singapore (ESG), Senin (17/5/2021), pertumbuhan dipimpin oleh nonelektronik, yang naik 10,9 persen bulan lalu.

Peningkatan ini didorong oleh ekspor mesin khusus, yang tumbuh 54,3 persen, sejalan dengan permintaan semikonduktor yang kuat.

Petrokimia juga naik 63,3 persen setelah menurun di tengah penurunan global, sementara bahan kimia primer tumbuh 104,6 persen dari titik terendah tahun lalu.

Dalam skala musiman bulan ke bulan, NODX turun 8,8 persen setelah kenaikan 1,1 persen di bulan sebelumnya, dengan ekspor non-elektronik dan elektronik turun.

Dalam penyesuaian musiman, NODX mencapai S$15,4 miliar pada April, lebih rendah dari bulan sebelumnya 16,9 miliar dolar Singapura.

NODX ke pasar teratas secara keseluruhan menurun pada April, terutama disebabkan oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang.

Ekspor ke AS mengalami kontraksi sebesar 42,3 persen, menyusul penurunan 19,8 persen di bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan berkurangnya pengiriman emas non-moneter, yang mencatat penurunan 99,8 persen, serta produk olahan makanan dan media disket.

Ekspor ke Uni Eropa menyusut 30,2 persen karena penurunan pengiriman obat-obatan, berbagai barang manufaktur dan peralatan medis.

Pengiriman ke Jepang turun 33,2 persen setelah jatuhnya ekspor obat-obatan, mesin khusus dan barang optik.

NODX ke China, Malaysia, Hongkong, Korea Selatan, Indonesia, Taiwan dan Thailand naik.

Ekspor ke pasar negara berkembang juga meningkat 75 persen, mengikuti pertumbuhan 66,1 persen di bulan sebelumnya.

Sementara itu, re-ekspor nonminyak tumbuh 34,3 persen dari dasar yang rendah tahun lalu, naik untuk semua pasar teratas kecuali Jepang. Kontributor utama adalah ekspor ke China, Malaysia dan Hong Kong.

Total perdagangan tumbuh pada basis tahun ke tahun, berkembang 26,3 persen dan memperpanjang pertumbuhan 19,6 persen dari bulan sebelumnya. Baik impor maupun ekspor meningkat. Ini mencerminkan peningkatan perdagangan elektronik dan minyak, kata ESG.

Namun, total perdagangan menyusut 2,6 persen dalam skala bulan ke bulan yang disesuaikan secara musiman, mencapai S$95,8 miliar, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar S$98,4 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper