Bisnis.com, JAKARTA — PT Angkasa Pura II (persero) menjelaskan tak beroperasinya kereta Kalayang di Bandara Soekarno–Hatta semata karena alasan penghematan biaya.
Hal ini membantah isu yang beredar di media sosial bahwa operasional Kalayang berhenti karena tidak memiliki izin mengoperasikan kereta.
VP Corporate Communication AP II Yado Yarismano mengatakan saat ini untuk melayani perpindahan penumpang antara Terminal 2 ke terminal 3, perseroan mengoptimalkan shuttle bus. Yado pun membantah bahwa kereta tersebut tak dioperasikan karena AP II tak memiliki izin. Termasuk juga kabar bahwa kereta tersebut akan dioperasikan oleh PT LRT Jakarta.
Pasalnya, kendati saat ini kereta tersebut masih berhenti beroperasi, izin operasi Kalayang masih dipegang PT LEN Railways System, anak perusahaan PT LEN Industri.
“Untuk ini memang Kalayang tidak dioperasikan sebagai salah satu kebijakan cost leadership operasi. Bukan karena yang disampaikan di posting twitter @indoflyer itu kabar tidak benar. Saat ini pun masih dengan LEN,” ujarnya, Senin (10/5/2021).
Sebelumnya berdasarkan cuitan dari akun twitter @indoflyer menjelaskan bahwa Kalayang di Bandara Soekarno –Hatta tidak dioperasikan Angkasa Pura II karena AP II tidak memiliki izin operasikan kereta. Kalayang dioperasikan oleh PT Len Railways System anak perusahaan PT LEN Industri.
“Kabar terakhir [Kalayang] akan dialihkan ke PT LRT Jakarta,” bunyi cuitan akun @indoflyer tersebut.
Adapun skytrain dioperasikan oleh PT Len Railways System (LRS), anak usaha dari BUMN PT Len Industri (Persero) dan mulai beroperasi pada 17 September 2017. Skytrain menggunakan 1 trainset yang terdiri dari 2 kereta dengan kapasitas total dapat menampung 176 penumpang. Moda ini digunakan untuk perpindahan penumpang pesawat atau pengunjung bandara dari Terminal 1, Terminal 2, Terminal 3 dan Integrated Building Terminal. Sekarang ini sudah menggunakan 3 trainset yang terdiri dari 6 kereta dengan kapasitas 528 orang.
Pengadaan trainset Skytrain beserta teknologi di dalamnya disiapkan oleh PT Len Industri bersama Woojin asal Korsel. Nilai investasi yang dikeluarkan PT Angkasa Pura II (Persero) untuk pengadaan tersebut mencapai Rp530 miliar.
Adapun Skytrain ini dilengkapi sistem Automated Guideway Transit (AGT) dengan ban karet yang dilengkapi pengarah dan berpenggerak sendiri atau self propelled. Kecepatan operasi Skytrain ini dapat mencapai 60 km/jam.