Bisnis.com, JAKARTA – Ekonomi UI Ninasapti Triaswati mengungkap sejumlah indikator ekonomi yang menunjukkan mengapa pembentukan ekosistem ultramikro untuk pelaku UMKM, penting untuk segera dilakukan.
Ninasapti memaparkan indikator ekonomi selama pandemi Covid-19 menunjukkan lambatnya pemulihan.
“Walaupun membaik, tapi masih dalam tren negatif. Jadi, sudah membaik trennya tapi membaliknya [positif] belum secara cepat,” jelas Ninasapti dalam diskusi virtual, Senin (10/5/2021).
Contohnya seperti pertumbuhan ekonomi secara tahunan (year-on-year/yoy) dari kuartal I/2020 sebesar 5,3 persen lalu turun drastis, dan kembali merangkak naik meskipun masih di zona negatif yaitu -0,74 persen.
Kemudian penjualan motor, mobil, dan angkutan udara yang turun drastis sepanjang 2020. “Nah ini area-area mikronya tinggi, jadi kalau PDB akomodasi seperti makanan dan minuman minus 10,22 persen ini menunjukkan tahun lalu itu berat perekonomian dan ini menyangkut ke UMKM,” ujarnya.
Meski begitu, Ninasapti juga menjelaskan di 2021 beberapa indikator perekonomian semakin menunjukkan geliat pemulihan seperti naiknya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Purchasing Manager Index (PMI), dan sektor riil, walaupun belum secepat yang diharapkan.
Baca Juga
Di sisi tantangan yang akan dihadapi, Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengingatkan tantangan luar biasa yang akan dihadapi dalam upaya intergasi ekosistem ultramikro, yaitu berasal dari keterbatasan akses perbankan dan turunnya laju permintaan kredit.
Banyaknya usaha, terutama ultramikro, yang masih belum 'sehat' menyebabkan banyak dari pelaku usaha memiliki akses terbatas untuk mendapatkan kredit dari perbankan.
Selain itu, selama pandemi, survei BI menunjukkan sekitar 87,5 persen UMKM di Indonesia terdampak pandemi Covid-19, dan sebagian sampai berhenti beroperasi.
“Kalau kita lihat masalahnya di tengah upaya pemerintah, ternyata permintaan kredit di bulan April minus 3,7 persen. Jadi saya kira ini satu hal luar biasa, tantangan integrasi di tengah akses masih terbatas, dan laju permintaan kredit masih relatif turun,” jelas Tauhid.