Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahap Awal Konversi PLTD, PLN Butuh Baterai Penyimpanan 1,8 GWh

PLN menyatakan akan memilih PLTS sebagai proses konversi dari PLTD. Untuk itu, diperlukan kapasitas baterai sistem penyimpanan energi sebesar 1,8 gigawatt hour (GWh).
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pilihan dalam proses konversi pembangkit listrik tenaga diesel./Antara/Ahmad Subaidi
Ilustrasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pilihan dalam proses konversi pembangkit listrik tenaga diesel./Antara/Ahmad Subaidi

Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) membutuhkan kapasitas baterai sistem penyimpanan energi atau energy storage system sebesar 1,8 gigawatt hour (GWh) dalam konversi pembangkit listrik tenaga diesel.

Direktur Megaproyek dan Energi Baru Terbarukan PLN M. Ikhsan Asaad mengatakan dalam program konversi PLTD milik PLN, pembangkit listrik tenaga surya menjadi sumber energi baru dan terbarukan (EBT) yang akan dipilih.

Namun, PLTS merupakan jenis EBT yang bersifat intermitten, sehingga diperlukan sistem penyimpanan energi agar listrik yang telah diserap dari matahari pada siang hari bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan.

"Pilihan teknologi yang akan digunakan adalah PLTS dan baterai, serta potensi awal diperlukan 600 MWp panel surya, dan kurang lebih 1,8 GWh battery storage," katanya dalam FGD Teknologi PLTS Dan Baterai pada Senin (10/5/2021).

Menurut Ikhsan, dengan porsi bauran EBT Indonesia yang baru mencapai 13,72 persen, maka masih terdapat peluang untuk meningkatkan penetrasi pembangkit listrik EBT di dalam negeri.

Dalam konversi PLTD ke pembangkit EBT, PLN berencana mengonversi 5.200 unit mesin PLTD yang tersebar di 2.130 titik lokasi melalui tiga tahap yang akan dimulai pada tahun ini di sebanyak 200 lokasi dengan kapasitas pembangkit 225 MW. Tahap pertama ini diharapkan dapat commercial operation date pada 2023 atau 2024.

"Program konversi PLTD Ke pembangkit EBT salah satu pilar transformasi green. Implementasi secara bertahap yang awalnya di 200 lokasi terisolasi," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper