Bisnis.com, JAKARTA – PT Pos Indonesia (Persero) menyebut puncak lonjakan pengiriman paket terjadi pada H-14 Idulfitri 2021 untuk paket makanan dan hampers dari masyarakat kepada kolega dan sanak saudaranya, terlebih karena larangan mudik berlanjut pada 2021.
Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia (Persero) Siti Choiriana mengatakan saat ini realisasi volume pengiriman paket belum dapat dipastikan. Sejak awal Ramadan saja, pihaknya telah mencatat kenaikan pergerakan hingga dua kali lipat. Bahkan berdasarkan statistik yang dimiliki perseroan pada April 2021 ini pertumbuhan paket telah mencapai sekitar 19 persen.
“Realisasi secara volume angka belum kami lihat. Pertumbuhan April kemarin angkanya sekitar [19 persen]. Ini akan semakin naik dua minggu sebelum lebaran. Kami melihat banyak sekali pengiriman naik,” ujarnya, Jumat (7/5/2021).
Ana, sapaan akrabnya, menjelaskan pada era pandemi ini mengalami pertumbuhan pengiriman yang luar biasa, terutamanya yang berkaitan dengan kesehatan dan makanan.
“Kita ikut tumbuh pastinya. Jangan sampai saat kebutuhan naik kami nggak siap. Kirim-kirim kan tetap nih kepada keluarga justru naik. Makanya kami lakukan saat orang tidak boleh mudik itu malah pengiriman,” imbuhnya.
Ana, biasa dia dipanggil, telah mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur, mengantisipasi terjadinya lonjakan trafik. SDM yang menangani kurir telah ditambah, begitupun jumlah transportasi pendukung lainnya. Pos Indonesia juga telah membentuk posko Ramadan dan Lebaran untuk memastikan aktivitas kurir dan logistik berjalan baik.
Baca Juga
Pada Ramadan ini, Pos telah meluncurkan program spesial Paket Ekonomis Ramadan yang memberikan fasilitas pengiriman 5 kg dan 10 kg dengan harga jauh lebih hemat dari tarif yang sudah ada. Program mulai berlaku, Senin 26 April 2021 dan akan berakhir pada Rabu, 12 Mei 2021.
Program ini berlaku di semua wilayah Indonesia. Menurut Ana, paket spesial ini adalah wujud komitmen PT Pos Indonesia (Persero) memfasilitasi masyarakat mendapatkan layanan kurir. Masyarakat bisa melakukan pengiriman tanpa terbebani volume barang dan tarif.
Sebagai gambaran, Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan sepanjang kuartal IV/2020, kinerja Pos Indonesia mengalami perubahan yang signifikan di empat lini bisnisnya, baik di bisnis layanan pengiriman, layanan logistik, jasa keuangan, maupun properti.
Hal ini dibuktikan dengan performa bisnis layanan pengiriman antar pulau yang mengalami penurunan karena transportasi penerbangan terhenti di masa pandemi Covid-19, dan menyebabkan layanan terganggu dari sisi kecepatan waktu.
Kendati demikian, layanan pengiriman jarak dekat meningkat cukup pesat, sehingga mampu meminimalisir stagnasi kinerja pendapatan di lini jasa pengiriman. Pertumbuhan pengiriman di dalam pulau ini juga tak terlepas dari aktivitas perdagangan elektronik (e-commerce) yang menggeliat sepanjang masa pandemi Covid-19, baik melalui marketplace maupun media sosial. Dengan adanya fenomena tersebut, layanan pengiriman Pos Indonesia tumbuh tipis single digit sekitar 1,4 persen.
Lini bisnis Pos Indonesia yang paling terdampak dengan kondisi pandemi adalah layanan logistik, karena perseroan masih bergantung pada kontrak logistik korporasi. Pandemi tak dapat dihindari membuat kondisi keuangan korporasi menurun, sehingga berdampak pula menyusutkan nilai kontrak logistik Pos Indonesia.
Beruntung, kata dia, penurunan kinerja lini logistik tertahan oleh pengiriman logistik bahan pokok selama pandemi Covid-19 dan pengiriman logistik saat momentum Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akhir tahun lalu.