Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Jokowi optimistis perekonomian Indonesia akan kembali positif di sisa kuartal di tahun 2021.
Sebelumnya, realisasi pada triwulan I/2021 minus 0,74 persen. Meski begitu, angka ini menunjukkan perbaikan setelah mengalami kontraksi terdalam pada kuartal II/2020 sebesar minus 5,32 persen.
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Arif Budimanta mengatakan untuk memastikan target itu tercapai, ada beberapa hal yang perlu dilakukan.
Pertama, penanganan pandemi harus sesuai protokol kesehatan untuk mempertahankan tren penurunan kasus aktif dan penularan Covid-19 di Indonesia. Selain vaksinasi akan terus digenjot, masyarakat diimbau jangan mudik dan belanja lebih baik secara online.
“Selain itu, daerah perlu mempercepat serapan anggarannya masing-masing agar roda ekonomi di daerah ikut bergerak,” katanya melalui pesan instan kepada wartawan, Rabu (5/5/2021).
Arif menjelaskan Presiden juga sudah meminta kepala daerah benar-benar mampu meningkatkan investasi swasta di daerahnya agar lapangan kerja ikut tercipta.
Dengan kerja sama yang solid dari banyak pihak tersebut, konsumsi masyarakat dapat tumbuh tinggi tanpa kembali terganggu dengan pengetatan pembatasan sosial.
Ditambah pembangunan yang terus berjalan, investasi kian mengalir, dan diperkuat dengan belanja pemerintah, target pertumbuhan positif pada triwulan II-2021 dapat dicapai.
Faktor eksternal, papar Arif, juga turut mendorong penguatan ekonomi Indonesia.
Beberapa negara mitra dagang utama Indonesia seperti China, Amerika, dan Singapura sudah memasuki fase pertumbuhan positif. Hal ini diyakini bisa memperkuat permintaan ekspor Indonesia ke negara-negara tersebut.
Namun, harus dicermati juga mitra dagang lain seperti India yang mengalami pemburukan dalam kasus pandemi sehingga bisa mempengaruhi perdagangannya dengan Indonesia.
“Negara-negara utama di Uni Eropa juga masih mengalami pertumbuhan yang negatif. Sehingga pemerintah masih mencermati perkembangan dan melakukan langkah-langkah antisipasi yang diperlukan,” jelasnya.