Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Alat Berat Naik 39,4 Persen, Indikasi Ekonomi Pulih?

Pertumbuhan tersebut disokong oleh hydraulic excavator yang tumbuh 33,4 persen secara tahunan menjadi 1.331 unit.
Pekerja dengan alat berat memindahkan cangkang sawit yang akan diekspor ke Thailand di Pelabuhan Bela-Belang, Kecamatan Kalukku, Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (27/7/2020). /Antara
Pekerja dengan alat berat memindahkan cangkang sawit yang akan diekspor ke Thailand di Pelabuhan Bela-Belang, Kecamatan Kalukku, Mamuju, Sulawesi Barat, Senin (27/7/2020). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Produksi alat berat kuartal I/2021 mencatat pertumbuhan 39,4 persen secara tahunan atau menjadi 1.417 unit. 

Berdasarkan data Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi), pertumbuhan tersebut disokong oleh hydraulic excavator yang tumbuh 33,4 persen secara tahunan menjadi 1.331 unit. Alat berat serbaguna untuk menggali tanah ini berkontribusi sebanyak 93,9 persen terhadap produksi nasional. 

Adapun sebelumnya Ketua Hinabi Jamaluddin mengatakan pada tahun ini produksi alat berat diperkirakan tumbuh. Namun masih sulit untuk kembali ke level lebih dari 6.000 unit seperti pada 2019. 

Dia menjelaskan kondisi industri pertambangan dan konstruksi, khususnya batu bara, sangat memengaruhi sektor alat berat. Pada tahun ini permintaan alat berat diperkirakan meningkat, tetapi akan diisi oleh produk impor. 

Pada tahun lalu, di tengah pandemi Covid-19, produksi alat berat turun 43,45 persen secara tahunan menjadi 3.427 unit. Angka ini merupakan yang paling rendah sejak 10 tahun terakhir. 

Sementara itu emiten pertambangan dan alat berat PT United Tractors Tbk. (UNTR) membukukan pertumbuhan laba pada kuartal I/2021 meskipun pendapatannya menurun.

Pada kuartal I/2021, UNTR membukukan pendapatan Rp17,89 triliun, turun 2,27 persen secara tahunan dari sebelumnya Rp18,31 triliun.

Pendapatan masing-masing unit usaha yaitu Mesin Konstruksi (Rp4,35 triliun), Kontraktor Penambangan (Rp6,97 triliun), Pertambangan Batu Bara (Rp3,96 triliun), Pertambangan Emas (RP2,24 triliun), dan Industri Konstruksi (Rp380 miliar) secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 24%, 39%, 22%, 13% dan 2% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

Direktur United Tractors Iman Nurwahyu mengatakan bahwa perseroan berencana untuk merevisi naik target penjualan alat berat 2021 seiring dengan meningkatnya permintaan karena penguatan harga batu bara dan membaiknya aktivitas konstruksi pada tahun ini.

“Kami akan koreksi naik atas penjualan alat berat tetapi keputusan koreksi naik itu akan kami tunggu hasil dari kuartal I/2021, kalau benar permintaan naik, indikasinya kami akan naik bergerak signifikan, yaitu dari hanya naik 10 persen menjadi 20 — 30 persen dari penjualan tahun lalu,” ujarnya dalam konferensi pers RUPST, Jumat (9/4/2021).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper