Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menargetkan sebanyak 12 proyek dengan total nilai proyek US$1,62 miliar yang bakal onstream tahun ini.
Berdasarkan data yang dipaparkan SKK Migas, per April 2021 telah ada 5 proyek yang onstream dengan total investasi senilai US$111 juta dengan total penambahan produksi migas sebesar 5.850 barel per hari (bph) dan 69,5 million standard cubic feet per day (MMscfd).
Artinya, masih ada 8 proyek yang ditargetkan onstream pada tahun ini ditambah dengan 2 proyek strategis nasional yang juga ditargetkan beroperasi pada akhir tahun nanti yakni proyek Tangguh Train-3 dan Jambaran Tiung Biru.
Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan dirinya optimistis bahwa target itu bisa tercapai, tapi dengan berbagai syarat.
Syarat pertama adalah terkait dengan harga minyak dunia dimana ini sangat berpengaruh terhadap sisa proyek yang dilakukan. Dengan naiknya harga minyak dunia sepanjang 2021, ini maka kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) akan lebih gencar dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal itu terkait dengan nilai keekonomian proyek.
Selanjutnya yakni kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan di tengah pandemi. Dengan kondisi saat ini, sektor hulun migas diharapkan bisa mendapatkan kemudahan baik dari sisi perizinan untuk mobilisasi person maupun peralatan.
"Ini sangat penting mengingat jika terjadi kendala terhadap personel maupun peralatan atau material bisa dipastikan mengganggu pelaksanaan proyek," katanya kepada Bisnis, Kamis (29/4/2021).
Syarat lainnya ialah dukungan dan percepatan dari stakehoder terkait seperti Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan aparat yang lain terkait dengan perizinan-perizinan yang lain sehingga tidak terganggu pelaksanaannya maupun insentif-insentif lain yang bisa diberikan.
Terakhir, terkait faktor sosial maka perlu adanya dukungan dari pemerintah daerah agar pekerjaan bisa dilakukan. Menurut Mamit, gangguan sosial yang disebabkan oleh masyarakat bisa ditanggulangi sehingga tidak menganggu pekerjaan.
"Perlu effort yang besar dan pastinya dukungan dari semua pihak. Tanpa itu, saya kira berat sekali bisa tercapai," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal menilai terdapat keyakinan kepada para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) bisa lebih aktif pada tahun ini dan meningkatkan investasinya untuk mengejar kinerja yang tertinggal pada tahun lalu.
Menurut dia, KKKS akan fokus ke proyek-proyek yang lebih cepat monetisasinya. Dengan demikian, kemungkinan penundaan proyek pada tahun ini akan lebih berkurang. Kendati demikian, kondisi krisis yang masih terjadi karena pandemi Covid-19 membuat para KKKS dan investor masih berhati-hati.
"Iya kemungkinan [target proyek onstream] tidak tercapai," katanya kepada Bisnis, Kamis (29/4/2021).