Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembangan Bibit Unggul, Sido Muncul Bakal Bangun Green House

Greenhouse ini akan dibangun tak jauh dari pabrik perseroan di Semarang, Jawa Tengah.
Aktivitas di pabrik pembuatan jamu Sido Muncul./sidomuncul.co.id
Aktivitas di pabrik pembuatan jamu Sido Muncul./sidomuncul.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Produsen jamu dan farmasi, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. bakal membangun green house dengan sebagian belanja modal perseroan tahun ini yang berkisar Rp180 miliar - Rp200 miliar.    

Direktur Sido Muncul Leonard mengatakan tujuan pembangunan green house tersebut untuk membantu petani mendapatkan bibit unggul yang terbaik. Menurutnya, greenhouse ini akan dibangun tak jauh dari pabrik perseroan di Semarang, Jawa Tengah.

"Belanja modal kami sebagian besar untuk maintenance tetapi kami ada pembuatan green house juga untuk bantu petani mendapatkan bibit unggul yang bagus," katanya kepada Bisnis, Senin (26/4/2021).

Dari sisi produksi, Leonard menyebut sejauh ini kapasitas pabrik perseroan masih mencukupi bahkan untuk menambah produk baru yang tahun ini ditargetkan ada 3 varian.  

Secara total, perseroan tahun ini menargetkan penjualan dan laba bersih minimal naik 10 persen. Adapun sepanjang kuartal I/2021 emiten dengan kode SIDO ini mencatatkan pertumbuhan 9 persen menjadi Rp793 miliar dari periode yang sama tahun lalu baik dari penjualan domestik dan ekspor.

Menurut Leonard, pertumbuhan didasari oleh permintaan yang kuat dari konsumen terutama untuk produk minuman kesehatan Sido Muncul. Segmen tersebut pun melaju naik 30 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Periode ini kami juga berhasil mempertahankan biaya-biaya produksi dan operasional melalui kebijakan cost effective management," ujarnya.  

Alhasil, laba operasi dan laba bersih perusahaan masing-masing bertumbuh sebesar 16 persen menjadi Rp332 miliar dan Rp269 miliar pada tiga bulan pertama tahun ini. Marjin laba juga tercatat mengalami kenaikan baik pada laba operasi dan laba bersih Perusahaan masing-masing sebesar 2,7 persen dan 2,2 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ipak Ayu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper