Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Siapkan Ekosistem Pembiayaan untuk Pacu Fesyen Lokal

Rendahnya kontribusi pelaku industri fesyen di Tanah Air juga tidak terlepas dari jumlah wirausaha yang minim.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki di Jakarta, Jumat (19/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki di Jakarta, Jumat (19/6/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah sedang menyiapkan ekosistem pembiayaan yang memungkinkan produk fesyen lokal meningkatkan kapasitas dan daya saing.

Sebagian besar berstatus UMKM, skema pembiayaan pun disiapkan untuk pelaku usaha sektor fesyen di segmen tersebut. 

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengatakan penyiapan ekosistem pembiayaan bertujuan mendorong ekspor produk UMKM. Tidak muluk-muluk, pemerintah hanya menargetkan peningkatan 1 persen tahun depan.

"Saat ini, pangsa produk UMKM berjumlah 14 persen dari total ekspor nasional. tahun depan ditargetkan 15 persen. Selama ini sebagian besar pembiayaan hanya untuk skala mikro. Dalam evaluasi kami, ternyata tidak mudah bagi UMKM lompat ke kredit komersial untuk pengembangan kapasitas usahanya," ujar Teten dalam acara Opening Ceremony inaFashion Smesco Online Expo 2021, Rabu (21/4/2021).

Terkait dengan upaya tersebut, lanjutnya, KemenkopUKM dan Kemenko Perekonomian sedang menyiapkan skema pembiayaan baru dan peningkatan porsi kredit perbankan untuk UMKM dari 20 persen menjadi 30 persen pada 2024.

Sementara untuk kredit usaha rakyat (KUR), Presiden Joko Widodo meminta dilakukan penambahan jumlah pinjaman dari Rp500 juta menjadi Rp20 miliar. Hal ini diyakini membuka kesempatan bagi UMKM untuk mengembangkan usaha dan naik kelas.

Selain itu, rendahnya kontribusi pelaku industri fesyen di Tanah Air juga tidak terlepas dari jumlah wirausaha yang minim. Teten mengungkapkan jumlah kewirausahaan yang sudah naik kelas dari level UMKM Indonesia masih kalah dari negara-negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.

Saat ini, jumlah kewirausahaan yang lepas dari level UMKM Indonesia masih 3,47 persen, jauh di bawah Singapura sebanyak 8,5 persen. Bahkan, masih kalah dari Malaysia sebanyak 4,5 persen.

"Padahal, untuk menjadi negara maju jumlahnya minimal harus 4 persen. Artinya, dari 64 juta pelaku UMKM, yang berhasil naik kelas sangat kecil. Kami sedang coba mempercepat perbaikan ekosistem pembiayaannya, UU Ciptakerja memungkinkan untuk terealisasinya hal tersebut," kata Teten.

Pemerintah pun, lanjutnya, menargetkan persentase wirausaha Indonesia yang sudah naik kelas bisa berada di level 4 persen pada akhir 2024. Apabila target tersebut terealisasi, tahun selanjutnya Indonesia diharapkan dapat menjadi salah satu fashion hub dunia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper