Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Tony Seno Hartono

Peneliti CfDS Universitas Gadjah Mada

Lihat artikel saya lainnya

Kejahatan Digital Berbasis Rekayasa Sosial Masih Mengintai UMKM

Covid-19 telah mengubah arah perekonomian nasional selama 2020. UMKM merupakan satu sektor yang diharapkan mampu mendorong perekonomian negara.
Ilustrasi pengemudi Gojek mengikuti inisiatif J3K di Bekasi./Antarann
Ilustrasi pengemudi Gojek mengikuti inisiatif J3K di Bekasi./Antarann

Bisnis.com, JAKARTA - Setidaknya ada empat alasan kenapa kita masih harus mewaspadai kejahatan digital berbasis rekayasa sosial di tahun 2021. Pertama, tingginya tingkat serangan kejahatan digital berbasis rekayasa sosial semenjak pandemi dan belum menunjukkan tren penurunan. Menurut penelitian Kaspersky, sebanyak 1,6 juta kejahatan digital phising, melalui surat elektronik, menimpa pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Asia Tenggara selama periode Pandemi di 2020.

Kedua, tingginya jumlah pelaku bisnis UMKM baru di platform digital. Menurut data LD FEB UI, sebanyak 43 persen dari pelaku usaha yang bergabung sebagai mitra usaha GoFood di periode pandemi di 2020 merupakan pelaku usaha yang baru merintis bisnis pertamanya. Artinya, semakin banyak pebisnis UMKM yang perlu meningkatkan kompetensi keamanan digitalnya agar siap menghadapi ancaman kejahatan digital berbasis rekayasa sosial.

Ketiga, kompetensi keamanan digital masyarakat belum mencapai tingkat mahir (advance). Berdasarkan penelitian CfDS UGM di tahun 2020, tingkat kompetensi keamanan teknologi digital (KKTD) masyarakat Indonesia masih berada di tingkat dasar hingga menengah.  

Keempat, peningkatan kompetensi digital merupakan sebuah proses tanpa henti. Pengguna platform digital perlu meningkatkan kompetensinya setiap tahun agar tidak kalah dengan evolusi modus operandi kejahatan digital.

Keamanan Digital Bisnis UMKM Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional

Covid-19 telah mengubah arah perekonomian nasional selama 2020. Adanya kontraksi perekonomian, naiknya angka pengangguran, harga komoditas yang menurun tajam, dan juga volatilitas sektor keuangan mewarnai dinamika perekonomian dunia. Untuk menghadapi tantangan tersebut, pemerintah Indonesia sendiri saat ini sedang gencar melaksanakan strategi- strategi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Salah satu klaster program yang menjadi fokus Satgas PEN adalah pemberdayaan bisnis UMKM.

UMKM merupakan satu sektor yang diharapkan mampu mendorong perekonomian negara. Hingga 2018, jumlah UMKM mencapai 64.19 juta unit usaha dengan serapan tenaga kerja sebanyak 116.97 juta jiwa (97 persen penyerapan tenaga kerja) dan 60 persen terhadap PDB Nasional.

Namun demikian, di masa pagebluk ini, UMKM juga tidak lepas dari sektor ekonomi yang terdampak. Beberapa permasalahan seperti penurunan penjualan, penurunan produksi, hingga PHK pekerja terjadi di banyak UMKM Indonesia. Maka dari itu, pelaku UMKM berbondong- bondong mencari solusi untuk tetap menjalankan roda bisnis mereka, salah satunya adalah dengan melakukan digitalisasi. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Katadata Insight Center di bulan Juli 2020, 80.6% pelaku UMKM merasa terbantu dengan penggunaan internet, dan 29 persen UMKM berekspansi dengan menambah jenis saluran penjualan.

Kembali kepada ancaman kejahatan digital berbasis rekayasa sosial, banyaknya pengguna internet baru di kalangan pelaku UMKM secara tidak langsung menggambarkan bahwa kejahatan tersebut juga mengancam bisnis UMKM. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa kompetensi digital bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan secara instan. Hal ini menjadi alarm bagi pemangku kebijakan untuk mewaspadai bahwa salah satu tulang punggung PEN Indonesia masih rentan akan kejahatan digital berbasis rekayasa sosial.

 

Peran Industri dan Kerjasama Multipihak

Sepanjang transformasi ekonomi digital Indonesia, banyak sudah pegiat ekonomi digital menekankan pentingnya peran industri dan kerjasama multipihak untuk meningkatkan kompetensi digital masyarakat Indonesia. Komitmen untuk meningkatkan kompetensi digital masyarakat Indonesia, utamanya dalam hal ini adalah pebisnis UMKM, telah dilakukan Gojek dengan efektif sepanjang 2020.

Melalui inisiatif #AmanBersamaGojek, Gojek melaksanakan rangkaian edukasi terintegrasi yang terbukti efektif mencegah kejahatan digital berbasis rekayasa sosial dan meningkatkan kompetensi keamanan digital pengguna platform.

Kita dapat melihat keefektifan inisiatif #AmanBersamaGojek melalui survei yang dilaksanakan terhadap 5.000 mitra usaha Gojek di seluruh kota Indonesia yang dilakukan di akhir 2020. Sebesar 82 persen responden survei menjawab pertanyaan seputar keamanan digital dan teknik rekayasa sosial dengan tepat.

Di samping itu, 98 persen mitra usaha merasa yakin dan siap menjalankan bisnis yang aman setelah mendapatkan edukasi keamanan digital dari Gojek. Data tersebut menunjukkan mitra usaha Gojek, yang mayoritas pebisnis UMKM, memiliki kompetensi digital yang baik dan yang terpenting menunjukkan tingkat kepercayaan mitra usaha yang tinggi untuk mengembangkan bisnisnya melalui platform digital Gojek.

Menurut saya, keberhasilan inisiatif ini paling tidak disokong oleh tiga alasan. Pertama, inisiatif ini memuat materi edukasi yang dilengkapi dengan berbagai informasi detail mengenai contoh-contoh aksi penipuan digital berbasis rekayasa sosial dan tips-tips praktis dalam meningkatkan kompetensi keamanan digital para mitra usaha UMKM.

Kedua, inisiatif  ini dilakukan secara konsisten dan tanpa henti sepanjang tahun 2020 hingga sekarang. Ketiga, inisiatif ini digelorakan melalui berbagai kanal komunikasi publik, seperti media sosial, aplikasi khusus mitra usaha Gojek, pemberitaan di media, dan temu virtual komunitas mitra usaha Gojek.

Kemampuan Gojek untuk mensinergikan berbagai aktor dalam payung inisiatif #AmanBersamaGojek juga perlu diapresiasi. Melalui inisiatif #AmanBersamaGojek, Gojek telah berkolaborasi dengan sukses bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, CfDS UGM, Siberkreasi, dan juga berbagai figur publik.

Pada 18 Februari 2021, Gojek mengumumkan pelaksanaan kelanjutan inisiatif #AmanBersamaGojek di tahun 2021 bersama Siberkreasi dengan dukungan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Melalui #AmanBersamaGojek di 2021, edukasi keamanan digital untuk pebisnis UMKM akan dilaksanakan lebih luas dengan melibatkan lebih banyak komunitas mitra usaha yang menaungi ratusan ribu mitra usaha Gojek di seluruh Indonesia.

Saya percaya, jika inisiatif #AmanBersamaGojek dilakukan secara konsisten, sistem kolaborasi triple helix yang melibatkan pemerintah, peneliti, dan industri ini dapat meningkatkan kompetensi digital masyarakat Indonesia menuju tingkat mahir dan menghindarkan segenap pengguna platform digital dari kejahatan digital berbasis rekayasa sosial.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper