Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan melaporkan kenaikan sejumlah komponen produksi seperti harga pakan telah memicu kenaikan harga ayam potong di tingkat konsumen.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra menyebutkan harga pakan telah naik 30 persen sejak pertengahan 2020 sampai akhir tahun. Hal ini juga tak lepas dari pergerakan rata-rata harga jagung lokal yang naik dari Rp3.845 per kg pada Januari 2021 menjadi Rp4.263 per kg.
Syailendra menyebutkan kontribusi jagung pada pakan unggas setidaknya berada di kisaran 40 sampai 45 persen. Pakan juga menjadi salah satu kontributor terbesar dalam struktur produksi ayam broiler.
“Ini kalau kita lihat pengaruhnya ke harga ayam, cukup signifikan. Dengan harga DOC Rp6.000 per ekor dan pakan di kisaran Rp7.250 per kg saja harga ayam bisa mencapai Rp38.000 per kg. Bisa dibayangkan saat DOC naik dan pakan naik 30 persen, harga ayam di pasar sudah di kisaran Rp40.000 sampai Rp44.000 per kg,” kata Syailendra, Selasa (20/4/2021).
Syailendra menyebutkan kenaikan harga jagung yang terjadi sejak Februari tidak lepas dari terbatasnya pasokan komoditas tersebut di pasar. Hal ini setidaknya terlihat dari kondisi stok jagung di pabrik pakan per April yang hanya bisa memenuhi kebutuhan untuk 28 sampai 29 hari.
“Stok ini turun dari Februari yang rata-rata bisa memenuhi kebutuhan 33 hari produksi. Hal ini karena minimnya pasokan jagung dari petani yang sesuai dengan kriteria pabrik,” lanjutnya.
Kebutuhan jagung untuk industri pakan unggas pada semester I menurut laporan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) setidaknya mencapai 9,18 juta ton baik untuk pakan broiler maupun pakan ayam petelur. S
ementara itu, prognosis yang diterbitkan Badan Ketahanan Pangan (BKP) menunjukkan bahwa defisit pasokan dan kebutuhan bulanan jagung setidaknya mulai terlihat pada April dan Mei dengan volume masing-masing sebesar 265.350 ton dan 2.890 ton.