Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksinasi Gotong Royong Pakai Vaksin Sputnik dan Sinopharm?

Saat ini terdapat 17.500 perusahaan dengan peserta hampir 9 juta orang yang akan masuk ke dalam Program Vaksinasi Gotong Royong.
Suasana vaksinasi untuk pelaku UMKM di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Kamis (01/04). /Bisnis.com-Laurensia Felisern
Suasana vaksinasi untuk pelaku UMKM di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Kamis (01/04). /Bisnis.com-Laurensia Felisern

Bisnis.com, JAKARTA – Proses impor vaksin Covid-19 produksi Sinopharm dan Sputnik V belum dimulai meskipun keduanya dipastikan akan digunakan untuk program Vaksinasi Gotong Royong.

Juru Bicara sekaligus Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma (Persero) Bambang Heriyanto mengatakan importasi vaksin dari produsen asal China dan Rusia tersebut masih menunggu keputusan dari pemerintah.

“Sampai dengan saat ini belum ada proses importasi untuk vaksin program Vaksinasi Gotong Royong. Masih menunggu keputusan dari pemerintah,” ujarnya, Selasa (20/4/2021).

Namun demikian, proses impor vaksin tersebut sepertinya tidak akan menemukan kendala berarti. Sebab, baik Sinopharm maupun Sputnik V tidak termasuk ke dalam jenis vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi pemerintah.

Berdasarkan Permenkes No.10/2021 tentang pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandmemi Covid-19, vaksin yang digunakan untuk program Vaksinasi Gotong Royong harus berbeda dengan yang digunakan dalam program vaksinasi nasional.

Sebelumnya, Ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani memastikan vaksin buatan Sinopharm dan Sputnik V dipilih untuk digunakan dalam program yang diinisiasi oleh kalangan pelaku usaha tersebut.

Kadin berharap pelaksanaan program Vaksinasi Gotong Royong menjadi langkah yang paling efisien bagi dunia usaha. Dengan kata lain, memberikan vaksin sebagai pencegahan kepada pekerja dinilai akan lebih murah dibandingkan dengan mengeluarkan biaya untuk pengobatan.

Dalam pendataan yang dilakukan untuk program Vaksinasi Gotong Royong, saat ini terdapat 17.500 perusahaan dengan peserta hampir 9 juta orang.

Pendataan yang dilakukan akan diserahkan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk dilakukan verifikasi. Tujuannya, memastikan peserta yang sudah masuk dalam program pemerintah tidak bisa diikutsertakan dalam program Vaksinasi Gotong Royong.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper