Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setahun Pandemi, Asosiasi: Kontraktor Asing Bertahan

Asosiasi menilai kontraktor asing memiliki arus kas yang baik selama pandemi Covid-19. Pasalnya proyek-proyek yang dikerjakanmemiliki kepastian dana mengingat sumber dana proyek berasal dari negara asal kontraktor yang notabenenya merupakan pinjaman.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) menyatakan belum ada tanda-tanda badan usaha kontraktor asing akan hengkang dari dalam negeri setelah setahun pandemi berjalan.

Ketua Umum AKI Budi Harto mengatakan hal tersebut disebabkan oleh kepastian sumber pendanaan proyek-proyek yang ditangani badan usaha kontraktor asing. Budi berujar kontraktor asing hanya mengerjakan proyek-proyek infrastruktur pemerintah dengan dana pinjaman luar negeri.

"[Kontraktor asing] belum ada yang akan hengkang, tidak ada masalah mereka," ujarnya kepada Bisnis, Senin (19/4/2021).

Budi berujar kontraktor asing memiliki arus kas yang baik selama pandemi Covid-19. Pasalnya lanjut Budi, proyek-proyek yang dikerjakan kontraktor asing memiliki kepastian dana mengingat sumber dana proyek tersebut berasal dari negara asal kontraktor yang notabenenya merupakan pinjaman.

Sementara itu, proyek-proyek yang menggunakan anggaran negara acap tertunda karena proses refocusing untuk anggaran penanganan Covid-19. Dengan demikian, sebagian arus kas kontraktor lokal kurang lancar.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendata saat ini jumlah kontraktor umum asing masih sejumlah 200 unit badan usaha. Angka tersebut tidak berubah sejak 12 bulan yang lalu.

Samapi saati ini, jumlah badan usaha jasa konstruksi mencapai 133.745 unit, sedangkan total badan usaha konsultasi konstruksi adalah 9.782 unit. Secara total, ada 143.527 unit badan usaha dalam bidang konstruksi.

Sementara itu, Tingkat inflasi pada 2021 diperkirakan akan meningkat 3,12 persen secara tahunan (year-on-year). Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa tingkat inflasi tersebut masih berada dalam rentang sasaran inflasi, yang sebesar 2 hingga 4 persen.

Berdasarkan sektor ekonomi, responden memperkirakan tingkat inflasi paling tinggi terjadi di sektor listrik, gas, dan air bersih yaitu sebesar 3,57 persen, serta sektor konstruksi 3,45 persen. Sementara itu, perkiraan inflasi paling rendah terjadi di sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu secara rata-rata sebesar 2,72 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper