Bisnis.com, JAKARTA - Arah pemulihan ekonomi mulai tampak di tengah pandemi Covid-19.
Beberapa indikator mengisyaratkan produksi dalam negeri menunjukkan sentimen positif. Meski begitu konsumsi rumah tangga masih tertahan.
Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo mengatakan beberapa publikasi yang menjadi patokan utama memperlihatkan arah pemulihan.
Berdasarkan catatannya, Maret lalu Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan sebesar US$1,5 miliar.
Ekspor mencapai US$18,35 miliar atau tumbuh 30,4 persen secara tahuan (year on year/yoy). Sementara impor mencapai US$16,79 miliar atau tumbuh 25,7 persen yoy.
Kegiatan ekspor dan impor tumbuh cukup signifikan, baik nonmigas dan migas. Peningkatan tersebut menjadi tanda mulai pulihnya permintaan dan produksi dalam negeri.
“Hal ini mengindikasikan aktivitas industri sudah mulai berproduksi dan diharapkan terus mengalami pemulihan,” katanya saat dihubungi Bisnis.
Meski begitu, Yustinus menjelaskan masih ada beberapa indikator yang berada dalam zona kontraksi.
Salah satunya adalah mobilitas masyarakat (google mobility) yang menurun seiring penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di awal tahun.
“Serta indikator penjualan ritel yang masih tumbuh negatif 17,1 persen di Maret 2021. Hal ini mencerminkan aktivitas konsumsi yang masih tertahan dan belum sepenuhnya pulih seiring kasus Covid-19 yang masih bertambah,” jelasnya.