Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mencatat adanya kenaikan ekspor alas kaki sebesar 9,9 persen selama kuartal I 2021.
Pertumbuhan diperkirakan turut dipengaruhi oleh pulihnya ekonomi China yang mencetak pertumbuhan 18,3 persen pada tiga bulan pertama 2021.
“Kami perkirakan kondisi perekonomian juga akan memengaruhi jika berkaca pada kinerja pada 2020,” kata Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakrie, Minggu (18/4/2021).
Ekspor pada kuartal I untuk produk alas kaki mencapai US$1,4 miliar. Angka ini lebih baik dibandingkan dengan realisasi ekspor pada kuartal I 2020 yang berjumlah US$1,33 miliar.
Pada 2020, pasar terbesar ekspor alas kaki Indonesia dipegang oleh Amerika Serikat dengan nilai mencapai US$1,38 miliar. Posisi AS disusul oleh China yang membukukan yang mengimpor alas kaki senilai US$731 juta dari Indonesia.
Firman tidak memungkiri jika peluang ekspor ke China masih terbuka lebar, begitu pula dengan pasar negara Asia lainnya. Meski demikan, Firman menyebutkan bahwa pangsa Indonesia masih kecil dibandingkan negara produsen lainnya.
“Untuk China eksportir terbesar masih dipegang Vietnam dan Italia. Untuk Italia mereka unggul di segmen sepatu kulit. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa preferensi pasar China sudah ke produk branded dan berkualitas,” lanjutnya.
Alas kaki (kode HS 64) menjadi satu dari sejumlah produk manufaktur yang pertumbuhannya positif selama pandemi 2020 dan 2021. Produk manufaktur lain yang menikmati pertumbuhan adalah produk kimia (HS 38), perabotan dan alat penerangan (HS 94), bahan kimia organik (HS 29), dan peralatan listrik (HS 85).