Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kajian INACA & Unpad: Penerbangan Internasional Diprediksi Baru Pulih 2023

Kajian dilakukan untuk mengetahui kebijakan dan regulasi apa saja yang diperlukan untuk mendukung pemulihan sektor penerbangan.
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann
Pesawat milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia bersiap melakukan penerbangan di Bandara internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara akhir pekan lalu (8/1/2017)./Bisnis-Dedi Gunawann

Bisnis.com, JAKARTA - Kajian White Paper National Air Carriers Association (INACA) dan Universitas Padjadjaran (Unpad) memperkirakan industri penerbangan internasional pulih lebih lama ketimbang penerbangan domestik. Industri penerbangan internasional diperkirakan baru bangkit pada 2023.

“Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, pemulihan sektor penerbangan diprediksi akan mulai membaik pada awal 2022 untuk penerbangan domestik dan akhir 2023 untuk penerbangan internasional,” ujar pakar dan peneliti Hukum Penerbangan dan Pembiayaan Pesawat Udara Unpad, Prita Amalia, dalam keterangan tertulis, Kamis (15/4/2021).

Kajian dilakukan untuk mengetahui kebijakan dan regulasi apa saja yang diperlukan untuk mendukung pemulihan sektor penerbangan. Hasil kajian mengacu pada pembahasan pihak eksternal dalam kegiatan forum group discussion (FGD) yang diselenggarakan pada Februari hingga April 2021.

Prita menjelaskan kajian ini mempertimbangkan aspek kesehatan terkait pengaturan vaksin dan pendistribusiannya. Di samping itu, kajian melihat aspek stimulus ekonomi ihwal dukungan pemerintah untuk sektor transportasi udara dan regulasi pembatasan pergerakan penumpang pesawat serta kapasitas penerbangan.

"Dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan dan regulasi dibutuhkan sebagai strategi pemulihan sektor penerbangan, seperti bantuan fiskal untuk pengurangan beban operasional," katanya.

Data Internasional Civil Aviation Organization (ICAO) menunjukkan pada 2020 terjadi penurunan jumlah penumpang sebesar 59-60 persen untuk skala penerbangan global. Sedangkan The International Air Transport Association (IATA) menghitung penurunan pendapatan maskapai pada tahun lalu mencapai 54,7 persen secara year on year.

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja merinci pergerakan angkutan pesawat pada 2020 turun 43 persen dari sebelumnya 2,1 juta menjadi 1,2 juta. Sedangkan pergerakan penumpang turun 70 persen dari 91,6 juta menjadi 35,4 juta. Penurunan kinerja juga terjadi untuk angkutan kargo sebesar 65 persen dari 1,1 juta ton menjadi 429 ribu ton.

Denon berharap kajian INACA dapat membantu para pengambil keputusan bergerak cepat. “Ini akan membantu pemerintah, maskapai penerbangan, serta stakeholder penerbangan lainnya dalam menyusun berbagai strategi dan intervensi untuk memulihkan sektor penerbangan selama dan pasca-pandemi Covid-19," tutur Denon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper