Bisnis.com, JAKARTA – Hasil penelitian konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) memperlihatkan bahwa tingkat okupansi pusat perbelanjaan atau mal di Jakarta sepanjang kuartal I/2021 cenderung stabil.
"Kami melihat tingkat okupansi pusat perbelanjaan stabil di level 87 persen," kata Head of Research JLL Yunus Karim pada Kamis (15/4/2021).
Meski tetap terdapat penutupan toko, menurut dia, pembukaan toko cukup aktif terlihat di pusat perbelanjaan kelas menengah ke atas.
Hal tersebut mulai terlihat angka positif pada tingkat serapan seluas 5.000 meter persegi yang didorong ekspansi yang dilakukan peritel makanan dan minuman, diikuti peralatan rumah tangga dan perlengkapan olahraga.
"Selain itu, kami melihat beberapa area bermain di pusat perbelanjaan sudah boleh dibuka hingga kapasitas 25 persen dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat," kata Yunus.
Dari harga sewa jika pada tahun lalu terjadi penurunan sebesar 1,2 persen, namun pada tahun ini sudah menuju stabilisasi harga sewa di angka 0 persen.
Baca Juga
Adapun mengenai terkait ketersediaan gerai di pusat perbelanjaan, saat ini terdapat stok sekitar 2,9 juta meter persegi dan hingga 2025 akan terdapat tambahan 300.000 meter persegi.
Sebelumnya, JLL mencatat tingkat keterisian atau okupansi pusat perbelanjaan atau mal di Jakarta sepanjang 2020 mencapai 87 persen, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 90 persen.
Kondisi tersebut terjadi karena adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 2020 untuk mencegah penularan Covid-19.
Pusat perbelanjaan sempat ditutup saat kebijakan PSBB. Mal baru diizinkan beroperasi kembali pada Juni 2020 secara terbatas baik kapasitas maupun jam operasionalnya.