Bisnis.com, JAKARTA – Ombudsman Republik Indonesia meminta PT Pertamina (Persero) dan PT Kilang Pertamina Internasional untuk segera menyelesaikan investigasi mengenai akar penyebab terjadinya kebakaran.
Tak hanya itu, Ombudsman juga mendesak kedua perusahaan tersebut menyampaikan hasil investigasi secara transparan kepada publik sebagai bahan evaluasi dan perbaikan ke depan.
Anggota Ombudsman RI Hery Susanto menyarankan agar Pertamina memperhatikan pengelolaan aset di kilang-kilangnya.
Dia mengatakan insiden kebakaran pada tangki T301G patut diduga karena adanya perlengkapan atau alat yang rusak sehingga terjadi kebocoran. Sebab sebelum peristiwa kebakaran warga sekitar telah mencium bau yang sangat menyengat dari Kilang Balongan.
Ombudsman juga menemukan sejumlah hal, salah satunya adanya keluhan masyarakat yang tidak direspon oleh Pertamina dan tidak ada informasi yang terbuka mengenai kondisi kilang Pertamina Balongan sebelum peristiwa kebakaran terjadi.
Lebih lanjut, Ombudsman mengungkapkan Kilang Balongan milik Pertamina di Indramayu, Jawa Barat, sudah 3 kali terbakar sejak 2007.
"Menurut saya yang diperlukan bukan rumah warga yang harus direlokasi, tapi bagaimana pengelolaan alat-alat kilang Pertamina harus diremajakan, dimodifikasi. Jangan merawat barang yang sudah rusak, apalagi rentan bocor. Kalau ini tidak dibenahi nanti terjadi lagi. Kasus ketiga kilang minyak ini harus jadi pelajaran penting bagi pemerintah dan Pertamina," kata Hery pada konferensi pers secara daring, Rabu (14/4/2021).
Hery menyampaikan insiden kebakaran pertama terjadi pada Oktober 2007. Tetapi, kala itu, api tidak sampai merusak fasilitas produksi dan hanya mengganggu fasilitas pembuangan limbah.
"Kemudian pada 4 Januari 2019 pukul 09.40 WIB, kebakaran terjadi di kawasan Kilang Minyak Balongan. Insiden tersebut terjadi pada fasilitas pemasok gas milik PT Pertamina EP Aset 3 ke pengolahan minyak Kilang Balongan," katanya.
Lalu terakhir, kebakaran dahsyat kembali terjadi di Kilang Balongan pada 29 Maret 2021 pukul 00.45 WIB di mana telah terjadi insiden yang menyebabkan terjadinya kebakaran di tangki T301G dan kemudian api menyebar ke tiga tangki di dekatnya.
Tangki yang terbakar adalah tangki Pertalite dengan volume minyak 25.328 kiloliter. Insiden kebakaran ini tidak mempengaruhi pasokan BBM. Sebab dari total 71 tangki, hanya 4 tangki yang terbakar dengan kapasitas 7 persen dari seluruh BBM yang dihasilkan di Kilang Balongan.