Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Argentina Baru Kumpulkan 2 Persen dari Target Pajak Kekayaan Baru

Pemerintah Argentina baru mengumpulkan 6,1 miliar peso (US$66 juta) dalam pajak sekali bayar itu. Tenggatnya ditetapkan pada 16 April 2021 dengan target total pungutan 300 miliar peso.
Kawasan Plaza de Mayo, pusat kota Buenos Aires, Argentina./Bloomberg
Kawasan Plaza de Mayo, pusat kota Buenos Aires, Argentina./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Tidak mudah memungut pajak pada orang kaya. Pemerintah Argentina contohnya, yang baru-baru ini menerapkan pajak kekayaan baru, di tengah tekanan krisis ekonomi akibat pandemi. Orang-orang kaya negara itu tidak buru-buru untuk membayar pajak yang dibebankan pada mereka.

Hingga akhir Maret lalu, pemerintah Argentina baru mengumpulkan 6,1 miliar peso (US$66 juta) dalam pajak sekali bayar itu. Tenggatnya ditetapkan pada 16 April 2021 dengan target total pungutan 300 miliar peso yang diproyeksikan oleh pembuat undang-undang ketika pajak disahkan melalui kongres akhir tahun lalu.

Artinya hingga akhir bulan lalu, pajak kekayaan yang terkumpul baru 2 persen saja dari target.

Pungutan itu dirancang untuk membantu menutupi sebagian biaya Covid-19 yang dikeluarkan pemerintah akibat krisis kesehatan yang dipicu oleh pandemi. Warga Argentina dengan aset lebih dari 200 juta peso harus membayar kontribusi sebelum 16 April, dengan pungutan berkisar dari 2,25 persen hingga 5,25 persen tergantung pada ukuran kekayaan dan apakah aset tersebut dimiliki secara lokal atau luar negeri.

Otoritas pajak negara menghadapi kendala dalam menerapkan langkah tersebut. Pemerintah telah menunda tenggat waktu awal dan menawarkan rencana pembayaran kepada sekitar 13.000 orang yang dikenakan pajak.

Media lokal melaporkan otoritas pajak mengejar lebih dari seribu orang yang diduga berusaha melindungi aset mereka dari pembayaran tersebut, dan setidaknya satu orang kaya Argentina berhasil menggugat retribusi di pengadilan.

Terlepas dari masalah pajak kekayaan, pendapatan fiskal Argentina secara keseluruhan benar-benar meningkat. Penghasilan pajak naik 72 persen dari tahun lalu pada Maret, di atas inflasi tahunan sekitar 40 persen.

Kamar dagang Argentina mengkritik langkah tersebut dan memperingatkan hal itu dapat berdampak buruk pada investasi dan tenaga kerja.

Namun, menurut Feenando Velayos - konsultan kebijakan pajak di Spanyol - pajak kekayaan yang dirancang dengam baik seperti di Norwegia dan Swiss dapat mendongkrak pendapatan tanpa membahayakan pekerjaan dan investasi.

Argentina bukan satu-satunya negara yang mendukung penerapan pajak kekayaan. Sejumlah negara tetangganya di Amerika Latin juga tengah menggodok aturan yang melegalisasi wacana tersebut.

Rancangan Undang-Undang pajak kekayaan tengah diupayakan di Chile dimana Kongres mengusulkan pajak sekali bayar sebesar 2,5 persen bagi kekayaan individu sebesar US$22 juta atau lebih.

Di Peru, kandidat Presiden Veronioa Mendoza mengusulkan pajak sebesar 1 persen untuk individu dengan kekayaan US$100 juta atau lebih. Demikian pula dengan partai penguasa di Meksiko yang mengajukan wacana pajak sekali bayar yang akan berdampak pada 160.000 orang dan mengumpulkan sekitar US$5 miliar. Parlemen mengatakan usulan tersebut masuk dalam paket reformasi fiskal.

Tak berbeda, di Uruguay anggota parlemen dari kelompok oposisi juga mengusulkan RUU untuk memajaki aset finansial offshore sebesar 2 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper