Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CIPS: RI Perlu Sistem Perizinan Impor Otomatis untuk Pangan Rawan

Penggunaan sistem ini mengurangi berbagai penundaan akibat proses birokrasi dan menghilangkan peluang korupsi.
Pedagang menyiapkan sayuran dan buah yang dibeli konsumen melalui aplikasi pesan instan di pasar Joyoaagung, Malang, Jawa Timur, Senin (30/3/2020). Pengelola pasar tersebut sengaja menyediakan operator layanan pengiriman belanja gratis untuk membantu masyarakat dalam memperoleh bahan pangan agar tidak perlu berbelanja keluar rumah di tengah mewabahnya virus Corona./ANTARA FOTO-Ari Bowo Sucipto
Pedagang menyiapkan sayuran dan buah yang dibeli konsumen melalui aplikasi pesan instan di pasar Joyoaagung, Malang, Jawa Timur, Senin (30/3/2020). Pengelola pasar tersebut sengaja menyediakan operator layanan pengiriman belanja gratis untuk membantu masyarakat dalam memperoleh bahan pangan agar tidak perlu berbelanja keluar rumah di tengah mewabahnya virus Corona./ANTARA FOTO-Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, JAKARTA – Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menyarankan pemerintah untuk mengimplementasikan sistem perizinan impor otomatis atau automatic import licensing system untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Keputusan strategis dalam kebijakan perdagangan pangan yang ditempuh lewat rapat koordinasi terbatas dinilai memakan terlalu banyak waktu.

“Sistem perizinan impor otomatis dapat mempersingkat proses tadi menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih sehat dan kompetitif,” kata Peneliti CIPS Indra Setiawan dalam keterangan tertulis, Selasa (13/4/2021).

Dia menyebutkan sistem perizinan impor otomatis memberikan kesempatan kepada semua importir terdaftar untuk mengimpor. Penggunaan sistem ini mengurangi berbagai penundaan akibat proses birokrasi dan menghilangkan peluang korupsi.

Indra juga menyebutkan automatic import licensing system tidak menghapus persyaratan SPS yang diperlukan yang menjamin kualitas dan keamanan pangan atau hambatan nontarif teknis yang menjamin standar. 

Sistem ini dia sebut akan memfasilitasi proses impor dengan mengizinkan importir untuk mengimpor kapan saja tanpa harus bergantung pada keputusan pemerintah.

“Penggunaan sistem ini bukan berarti produk impor akan segera membanjiri pasar domestik dan sepenuhnya menggantikan produksi pertanian dalam negeri. Sistem perizinan impor otomatis diharapkan dapat membuat produsen yang kurang efisien untuk meningkatkan produktivitasnya,” lanjut dia.

Data dan pemantauan CIPS menunjukkan setidaknya ada 5 komoditas yang stabil tinggi sejak November 2020 dan bisa menjadi parameter ketersediaan. Kelima komoditas ini mencakup cabai rawit, cabai merah, bawang putih, bawang merah, dan daging sapi.

Indra menyebutkan harga cabai rawit terus naik dengan kenaikan tertinggi terlihat terjadi pada pertengahan sampai akhir Maret 2021. Akibatnya, harga cabai rawit menjelang Ramadan cenderung lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya. Selain karena curah hujan yang tinggi, kenaikan harga ini disinyalir terjadi akibat hasil panen yang terserang virus.

Sementara itu, harga cabai merah terlihat fluktuatif dari waktu ke waktu. Titik tertinggi harga cabai merah terjadi pada Desember dengan harga Rp59.500 per kilogram. Setelah sempat mengalami penurunan, harga terpantau kembali naik menjelang Ramadan.

“Tingginya harga dibandingkan dengan November 2020 masih akibat curah hujan yang tinggi pada awal tahun yang mengganggu panen cabai merah di Indonesia. Saat ini harga cabai merah adalah Rp52.350 per kilogram,” katanya.

Harga bawang putih juga terpantau bergerak ke level Rp30.000 per kilogram. Pergerakan harga komoditas yang mayoritas dipasok lewat impor ini acap kali berkaitan dengan perizinan impor yang tak keluar tepat waktu.

Harga daging sapi terpantau juga stabil tinggi, dari Rp118.000 per kg menjadi Rp122.000 per kg menjelang Ramadan. 

Menurutnya, kebutuhan protein yang naik jelang Ramadan juga mengerek harga daging ayam yang mencapai level tertinggi dalam lima bulan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper