Bisnis.com, BOGOR — PT Wijaya Karya Komponen Beton (Wika Kobe) akan meningkatkan kontribusi proyek swasta pada portofolio perseroan tahun ini. Strategi tersebut dinilai sebagai langkah mitigasi dari kondisi pasar konstruksi yang seret.
Presiden Direktur Wika Kobe Nopian Hariyadi mengatakan bahwa sampai saat ini nilai proyek dari badan usaha milik negara (BUMN) masih mendominasi hingga sekitar 90 persen. Namun, angka tersebut ditargetkan turun ke sekitar level 30 persen pada akhir 2021.
"Kami sasarkan [proyek dari perusahaan-perusahaan] swasta yang memang dalam kondisi pandemi masih ada potensi untuk melanjutkan dan memulai pekerjaan. Ini memang tugas berat karena sektor swasta juga akan melihat juga [perusahaan pemasok komponen bangunan saat ini]," ucapnya, Senin (12/4/2021).
Nopian berujar salah satu alasan untuk meningkatkan kontribusi proyek dari perusahaan swasta adalah pelambatan proyek-proyek pemerintah yang berlanjut pada tahun ini. Seperti diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih melakukan refocusing pada tahun ini senilai Rp17,99 triliun menjadi Rp131,82 triliun.
Selain itu, Nopian menyatakan strategi tersebut juga untuk mengejar target pertumbuhan rata-rata majemuk perseroan pada 2020—2024 sekitar 20 persen. Walaupun pasar konstruksi nasional melambat selama 2 tahun berturut-turut, Nopian optimistis pihaknya dapat mencapai target tersebut.
"[Ini] masih logis kalau diarahkan growth ke sana dengan pasar seperti ini karena pasar-pasar konstruksi yang ada masih memungkinkan untuk digarap," ucapnya.
Adapun, pasar konstruksi yang dimaksud Nopian adalah proyek konstruksi yang berasal dari perusahaan swasta nasional. "Bukan [proyek konstruksi dari perusahaan] swasta umum, tapi swasta yang memutuskan untuk mulai bergerak pada saat pandemi."
Dari jenis infrastruktur, Nopian menyatakan pihaknya akan mengejar proyek-proyek konstruksi gedung oleh pihak swasta. Maka dari itu, Wika Kobe menargetkan akan memperbesar kontribusi beton pracetak untuk gedung hingga 2024.
Wika Kobe memiiki tiga lini bisnis, yakni beton pracetak untuk infrastruktur jalan, terowongan, dan gedung. Sejauh ini, beton pracetak untu konstruksi jalan dan jembatan mendominasi portofolio perseroan.
Nopian menargetkan komposisi ketiga lini bisnis tersebut terhadap portofolio perseroan akan merata atau masing-masing sekitar 33 persen.
"Sampai kuartal I/2021, [portofolio perseroan] masih didominasi konstruksi jala layang. [Proyek terowongan untuk proyek] mass rapid transit mungkin akan masuk pada kuartal III/2021," katanya.