Bisnis.com, JAKARTA — Produsen serat rayon, PT Asia Pacific Rayon (APR) bakal memperkuat pembiayaan belanja modal pasca mendapatkan fasilitas pinjaman sindikasi senilai Rp4,5 triliun (kurs Rp14.630) atau US$300 juta dari bank nasional dan afiliasi internasional.
Lantas apa saja yang tengah direncanakan perseroan?
Direktur PT APR Basrie Kamba mengatakan perseroan akan terus meningkatkan peran Indonesia di antara para produsen serat viscose dunia sekaligus berupaya untuk secara konsisten memproduksi rayon yang berkualitas dengan harga yang kompetitif. Tak hanya itu perseroan akan meningkatkan servis yang prima kepada pelanggan baik di dalam maupun luar negeri.
"Upaya di atas akan berjalan dalam jangka waktu 5 tahun ke depan. Pembangunan jalur produksi tambahan dijadwalkan akan dimulai pada paruh kedua tahun depan dan akan mencakup fitur-fitur seperti peningkatan proses pemulihan bahan kimia, bubur lumpur, instalasi pemrosesan dan investasi lain yang ditujukan untuk mengurangi penggunaan energi pabrik kami dan jejak lingkungan," katanya kepada Bisnis, Senin (12/4/2021).
Basrie mengemukakan setelah proyek selesai pada 2023, perseroan akan menjadi fasilitas manufaktur viscose terintegrasi dengan bubur kayu larut dari hutan tanaman industri (HTI) serat terbarukan Asia Pacific Resources International Holdings Ltd (APRIL) yang merupakan sister company.
Secara keseluruhan, Basrie menyebut perseroan sangat yakin dan optimistis terhadap industri serat rayon, baik untuk kebutuhan global maupun dalam negeri. Apalagi dengan permintaan terhadap viscose terus meningkat sejak awal tahun ini.
Hal itu, menurut Basrie juga menunjukan bahwa industri hulu TPT baik lokal dan global kini sudah mulai menggeliat seiring dengan mulainya terjadi pergerakan di hilir dan pertumbuhan ekonomi yang mulai positif.
"Meskipun APR bisa dikatakan sebagai pemain baru, tetapi kehadiran APR bisa memberi angin segar dan memperkuat industri tektil dalam negeri karena tidak hanya menjadi solusi untuk penguatan industri domestik melainkan juga menyumbang devisa dengan produk yang berorientasi ekspor," ujarnya.
Adapun bank yang berpartisipasi dalam sindikasi pinjaman ini adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Central Asia Tbk., PT Bank Pan Indonesia Tbk., PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk., PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk., dan PT Bank KEB Hana Indonesia.
BRI, BCA, dan Bank Panin ditunjuk sebagai joint mandated lead arranger and bookrunner (JMLAB) sindikasi pinjaman tersebut.
Pabrik APR di Riau mulai beroperasi sejak 2019 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Februari 2020. APR pun berencana meningkatkan kapasitas produksi serat rayon yang saat ini sebesar 240.000 ton serat rayon per tahun dalam beberapa tahun kedepan untuk memenuhi potensi kebutuhan viscose staple fiber (VSF) yang terus meningkat serta memperkuat pasar Indonesia dan pasar ekspor.
APR merupakan bagian dari Grup RGE, yang mengelola sekelompok perusahaan manufaktur berbasis sumber daya yang beroperasi secara global.