Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Targetkan Penurunan Emisi Sektor Energi hingga 377 Juta Ton

Target penurunan emisi energi tersebut merupakan target dalam draf Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) yang tengah disusun oleh pemerintah.
GEDUNG KEMENTERIAN ESDM Bisnis/Himawan L Nugraha
GEDUNG KEMENTERIAN ESDM Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan penurunan emisi dari sektor energi dapat mencapai 377 juta ton CO2 pada 2035. Target tersebut merupakan target dalam draf Grand Strategi Energi Nasional (GSEN) yang tengah disusun oleh pemerintah.  

"Dalam draf GSEN kami mempertimbangkan Jawa, Madura, Bali sebagai baseline perhitungan faktor emisi dan diharapkan kontribusi pengurangan emisi untuk energi dapat mencapai 377 juta ton pada 2035," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam launching Virtual The 10th Indo EBTKE ConEx 2021, Jumat (9/4/2021).

Pencapaian target penurunan emisi tersebut dilakukan melalui mitigasi penyediaan listrik melalui energi baru dan terbarukan (EBT), penerapan efisiensi energi, penggunaan bahan bakar nabati, implementasi co-firing biomassa pada PLTU, pemanfaatan kendaraan listrik, transisi energi bahan bakar, dan penggunaan teknologi pembangkit yang bersih.  

Arifin mengatakan bahwa GSEN disusun untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional.  Beberapa program pun telah dicanangkan dalam draf GSEN untuk menjawab tantangan kebutuhan energi yang makin meningkat melalui pemanfaatan energi yang lebih bersih.

Program-program dalam GSEN tersebut antara lain, mendorong program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) sebanyak 2 juta unit mobil dan 13 juta unit motor pada  2030, mempercepat pemanfaatan EBT dengan target penambahan kapasitas 38 gigawatt (GW) pada 2035, mendorong pemanfaatan kompor listrik dengan target 1 juta unit pada 2021 dan 2 juta unit per tahun hingga 2030.

"Juga mengembangkan industri hilirisasi untuk memproduksi dimethyl ether, etanol, dan syngas, membangun transmisi dan distribusi listrik smartgrid pembangkit offgrid, dan PLTN skala kecil," kata Arifin.

Adapun, Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Paris dan sesuai Nationally Determined Contributions (NDC), Indonesia  telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030 dari skenario business as usual dengan kemampuan sendiri dan menurunkan 41 persen dengan bantuan internasional.  

Dari target penurunan emisi pada 2030 sebesar 834 juta ton CO2, sektor energi diharapkan dapat menurunkan emisi sebesar 314 juta ton CO2 dengan kemampuan sendiri atau 398 juta ton CO2 dengan bantuan internasional.

Arifin menuturkan bahwa realisasi NDC sektor energi pada 2020 telah mencapai 64,4 juta ton CO2.

"Ini menunujukkan penurunan yang signifikan melalui pelaksanaan pengembangan EBT, efisiensi energi, pemanfaatan bahan bakar rendah karbon , penerapan teknologi energi bersih di pembangkit,dan reklamasi lahan pascatambang," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper