Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setwapres Bantah Indonesia Gagal Kendalikan Pandemi

Dampak perekonomian yang melanda Indonesia akibat pandemi Covid-19 dinilai tak seburuk yang dialami oleh negara lain.
Suasana gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Rabu (31/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Suasana gedung bertingkat dan perumahan padat penduduk di Jakarta, Rabu (31/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Sekretariat Wakil Presiden (Wapres) menampik anggapan bahwa Indonesia gagal mengendalikan pandemi Covid-19 berikut dengan dampaknya, terutama ke sektor perekonomian.

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Ekonomi dan Daya Saing Sekretariat Wakil Presiden (Wapres) Ahmad Erani Yustika mengatakan selama setahun, pandemic Covid-19 telah menjadi persoalan global. Akan tetapi pandemic tersebut juga memberi pelajaran dari sisi kesehatan, sosial, hingga ekonomi.

Menurutnya, saat awal kali terjadi kasus, semua negara termasuk Indonesia mengalami kepanikan. Pemerintah pun tidak punya persiapan karena peristiwa ini datang mendadak.

“Namun setelah setahun berlangsung, saya kira kalau kita lihat data ekonomi dan kesehatan, Indonesia bukan negera yang dianggap gagal dalam penanganan Covid-19 apabila dibandingkan negraa lain, negara tetangga atau yang jauh seperti Eropa dan Amerika Serikat,” katanya pada acara Industry Talks: Peran Asosiasi dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional, Jumat (9/4/2021).

Erani menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 memang minus. Akan tetapi realisasi tersebut tidak seburuk yang diproyeksikan oleh berbagai lembaga internasional.

Dibandingkan dengan negara lain, menurutnya, kontraksi ekonomi di Indonesia masih lebih kecil.

Menurutnya, meski ada beberapa sektor perekonomian yang mengalami penurunan, namun masih ada beberapa sektor yang tumbuh seperti komunikasi. Di sisi lain, necara perdagangan pun akhirnya mencatatkan surplus pada 2020 setelah dua tahun berturut-turut defisit.

“Kita tahu surplus ini tidak mencerminkan ada kebugaran ekonomi karena disebabkan penurunan impor yang jauh lebih tinggi dibandingkan ekspor. Tapi dengan ekspor ini membantu menjaga stabilitas nilai tukar,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper