Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyebut transformasi digital yang berjalan dnegan sangat cepat di tengah pandemi Covid-19 akan menjadi kunci dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.
“Ekonomi dan keuangan digital diyakini dapat membangun optimisme untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Kebijakan pemerintah, BI, dan otoritas terkait diarahkan untuk mengakselerasi transformasi digital, bersinergi dengan pelaku industri,” katanya dalam acara penutupan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia, Kamis (8/4/2021).
Destry menyampaikan, data yang ada menunjukkan ekonomi digital dalam satu tahun terakhir meningkat sebesar 11 persen, dari US$40 miliar di 2019 naik menjadi US$44 miliar di 2020.
Peningkatan transformasi pun menurutnya sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo pada Agustus 2020 lalu untuk mempercepat transformasi digital, yang dilakukan melalui lima aspek.
Baca Juga : PMI Manufaktur Tertinggi Sedekade, Menko Airlangga: Ini Momentum Percepat Pemulihan Ekonomi |
---|
Pertama, perluasan akses dan peningkatan infrastuktur digital. Kedua, penyiapan roadmap transformasi digital sektor strategis. Ketiga, percepatan integrasi pusat data nasional. Keempat, penyiapan sumber daya manusia (SDM) talenta digital, serta kelima penyiapan regulasi skema pendanaan dan pembiayaan untuk transform digital.
Di samping itu, Destry menambahkan aspek lainnya yang juga penting dalam mendorong transformasi digital adalah kepemimpinan atau leadership dan sinergi.
“Ini akan jadi pondasi dalam integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital,” ujarnya.
Dia menjelaskan, kepemimpinan secara nasional dalam mensinergikan kebijakan di masing-masing otoritas menjadi sangat penting untuk mengintegrasikan ekosistem ekonomi dan keuangan digital.
Ekosistem tersebut meliputi aspek pembayaran, pembiayaan dan investasi, serta interlink-nya dengan aktivitas ekonomi di sektor riil guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.
Sementara itu, International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari 4,8 persen menjadi 4,3 persen. Meskipun demikian, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan bahwa pemerintah masih percaya diri.
“PMI [purchasing managers index] naik 53,2 pada Maret dibandingkan Februari 50,9. Neraca perdagangan Februari kembali surplus dengan ekspor membaik,” katanya saat dihubungi, Rabu (7/4/2021).