Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMF: China Bakal Jadi Motor Utama Ekonomi Dunia Pascapandemi

Prediksi Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan, China akan berkontribusi lebih dari seperlima dari total peningkatan produk domestik bruto dunia dalam lima tahun hingga 2026.
Kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington D.C., AS/ Bloomberg - Andrew Harrer
Kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington D.C., AS/ Bloomberg - Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - China akan mendorong pertumbuhan ekonomi global di tahun-tahun mendatang karena dunia pulih dari pandemi yang menewaskan 2,9 juta orang.

Prediksi Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan, China akan berkontribusi lebih dari seperlima dari total peningkatan produk domestik bruto dunia dalam lima tahun hingga 2026.

PDB global diperkirakan naik lebih dari US$28 triliun menjadi US$122 triliun selama periode itu, setelah jatuh US$2,8 triliun tahun lalu dalam guncangan terbesar sejak Depresi Besar.

Sementara itu, Amerika Serikat dan India akan menjadi kontributor terbesar kedua dan ketiga untuk pertumbuhan global pada periode tersebut, dengan Jepang dan Jerman melengkapi lima besar.

Secara keseluruhan, IMF memperkirakan bahwa ekonomi global akan tumbuh 6 persen tahun ini, sebelum melambat menuju kecepatan 3 persen pada 2026. Lembaga itu juga memperingatkan bahwa pertumbuhan dalam ekspansi yang akan datang mungkin tidak merata, dengan ekonomi berkembang diperkirakan mengalami kerugian yang lebih besar dan lebih lambat. pemulihan.

“Ketimpangan pendapatan kemungkinan akan meningkat secara signifikan karena pandemi,” kata IMF dalam laporan World Economic Outlook, dilansir Bloomberg, Rabu (7/4/2021).

Hampir 95 juta lebih orang diperkirakan telah jatuh di bawah ambang kemiskinan ekstrem pada 2020 dibandingkan dengan proyeksi prapandemi.

Salah satu alasan untuk perbedaan tersebut adalah pemulihan yang lebih cepat dari perkiraan di AS. Negeri Paman Sam adalah satu-satunya ekonomi besar yang diperkirakan IMF akan tumbuh lebih besar dibandingkan sebelum pandemi pada tahun depan.

Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath mengatakan kenaikan suku bunga AS dapat menimbulkan ancaman bagi pemulihan di pasar negara berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper