Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksinasi Gotong Royong Berpotensi Molor, Ini Respons Pengusaha

Sesuai dengan jadwal Bio Farma, 12 juta dosis dari Sinopharm seharusnya mulai diimpor akhir Maret 2021.
Peneliti medis beraktivitas di ruang riset vaksin Covid-19./Antara
Peneliti medis beraktivitas di ruang riset vaksin Covid-19./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Program Vaksinasi Gotong hampir dipastikan akan tertunda. Sebab, perihal importasi vaksin yang sebelumnya diperkirakan terealisasi akhir Maret 2021 masih belum ada kejelasan.

Pada perkembangan terakhir, proses negosiasi vaksin dengan 2 produsen, yakni Sinopharm dan Sputnik, masih berkutat di ranah kepastian acuan harga. Kementerian BUMN dan PT Bio Farma (Persero) selaku importir menunggu acuan harga dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Dengan demikian, komitmen pengiriman vaksin untuk program Vaksinasi Gotong Royong tidak terealisasi sesuai dengan jadwal. Sesuai dengan jadwal Bio Farma, 12 juta dosis dari Sinopharm seharusnya mulai diimpor akhir Maret 2021.

Namun, hal tersebut tidak serta merta merusak rencana yang sudah disusun oleh pelaku usaha.

Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan masalah ketersediaan vaksin tidak mengubah persiapan-persiapan pelaksanaan dan lain-lain yang sedang dikerjakan oleh pelaku usaha.

"Pelaku usaha sekarang tinggal tunggu vaksinnya datang. Ketika datang, itu vaksin langsung di-roll out. Tinggal nanti kami konfirmasi ke perusahaan bahwa data yang terkumpul diperbaharui. Sebab, mungkin ada anggora yang sudah divaksin program pemerintah," jelas Shinta ketika dihubungi, Selasa (6/4/2021).

Terkait dengan importasi, PT Bio Farma (Persero) disebut belum memberikan informasi terbaik perihal progres impor vaksin dari sejumlah produsen yang masih diajak bernegosiasi. Sebelumnya, Bio Farma menginformasikan kepada Kadin bahwa impor vaksin akan dilakukan April 2021.

"Sampai dengan saat ini, kami belum mendapatkan konfirmasi. Setahu saya vaksinnya masih belum di sini. Jadi, kami masih menunggu juga," sambungnya.

Shinta menambahkan pendataan yang dilakukan akan diserahkan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk dilakukan verifikasi. Tujuannya, memastikan peserta yang sudah masuk dalam program pemerintah tidak bisa diikutsertakan dalam program Vaksinasi Gotong Royong.

Jumlah karyawan yang telah mengikuti program pemerintah belum diketahui angkanya. Dalam program Vaksinasi Gotong Royong, terdapat 17.500 perusahaan dengan peserta hampir 9 juta orang.

"Menurut saya sebagian besar belum divaksinasi. Sebab, target program vaksinasi pemerintah tidak terlalu besar," kata Shinta.

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan lebih dari 181 juta orang untuk mendapatkan jatah vaksin program. Persebarannya, 50 persen DKI. Sisanya merata ke seluruh bagian negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper