Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhirnya, CVR Sriwijaya Air Sj-182 Berhasil Ditemukan

CVR yang telah ditemukan tersebut akan dibawa ke laboratorium dengan  proses pembacaan data yang memakan waktu 3 hari sampai dengan 1 minggu.
Sejumlah penyelam TNI AL menarik puing yang diduga turbin dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ke atas KRI Rigel-933 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1/2021)./Antara
Sejumlah penyelam TNI AL menarik puing yang diduga turbin dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ke atas KRI Rigel-933 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya berhasil menemukan perangkat kotak hitam berupa rekaman percakapan dalam kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR) dari pesawat Sriwijaya Air (SJ-182) yang jatuh di kepulauan Seribu (9/1/2021).

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menuturkan setelah penghentian operasi gabungan secara resmi pada (21/2/2021), KNKT dibantu oleh tim penyelam, Basarnas, TNI/AL melanjutkan pencarian selama 1,5 bulan. Upaya tersebut, lanjutnya, tak kunjung membuahkan hasil.

Setelah itu, lanjutnya, tim sempat absen dalam pencarian selama sepekan guna menentukan metode yang paling efektif untuk menemukan perangkat CVR tersebut. Hingga akhirnya dipilihlah metode yang menggunakan kapal pengisap lumpur.

Terlebih, pihaknya sudah mengetahui lokasi CVR tersebut dan membuat tanda 90 meter x 90 meter dengan kondisi berlumpur. Kemudian, dengan penyedot lumpur pihaknya menyedot hingga kedalaman  1 meter. 

"Setelah tiga hingga empat hari beroperasi belum ketemu. Saya berpikir metode apalagi yang akan digunakan. Saya sempat ditanya kalau CVR tidak ketemu gimana saya gak bisa jawab. Saya belum siap menjawab kalau CVR belum ketemu. Kalau semua sudah menyerah baru saya katakan kami tidak sanggup," ujarnya, Rabu (31/3/2021).

Dia pun merasa sangat lega dan gembira karena pada pencarian hari terakhir kemarin (30/3/2021), CVR berhasil ditemukan.

CVR yang telah ditemukan tersebut, kata dia, akan dibawa ke laboratorium dengan  proses pembacaan data yang memakan waktu 3 hari sampai dengan 1 minggu.

KNKT selanjutnya akan membuat transkrip percakapan untuk dicocokan dengan data penerbangan (Flight Data Recorder/FDR) guna menghasilkan analisa yang paripurna atas jatuhnya pesawat dengan registrasi PK-CLC tersebut.

"Dari apa yang disampaikan bahwa menujukan kami dari pemerintah serius melakukan investigasi. Termasuk dari arahan Presiden Joko Widodo untuk membuka setransparan mungkin hasilnya supaya kelak tak terulangvlagi kejadian serupam. Jadi ini menujukan usaha dari pemerintah sangat serius agar bisa mengungkap kecelakaan ini. Indonesia tidak main-main," tekannya.

Sebagai informasi pada 9 Januari 2021, pesawat jenis Boeing 737-500 berangkat dari Bandar Udara Internasional Soekarno –Hatta Jakarta pada pk.14.36 dengan tujuan Bandar Udara Supadio Pontianak dengan nomor penerbangan SJ-182 jatuh di sekitar pulau Laki dan pulau Lancang. Penerbangan tersebut membawa 2 pilot, 4 awak kabin dan 56 penumpang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper