Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah kini tengah mengagas kawasan ekonomi berbasis peternakan terintegrasi di Kabupaten Merauke, Papua. Pembangunan kawasan peternakan tersebut untuk menampung sapi-sapi dari Australia.
Asisten Deputi Pengembangan Agribisinis Peternakan dan Perikanan Kemenko Perekonomian Pujo Setio mengatakan rencana pembangunan kawasan ini berangkat dari luasnya lahan di Papua dan kecenderungan Australia untuk mengirimkan sapi ke Indonesia.
“Sebenarnya mereka [Australia] lebih suka mengirim daging ke arah Utara dibandingkan ke Selatan. Australia bagian Utara itu, sentra-sentra ternak itu ada di Utara. Ke Utara itu maksudnya Indonesia untuk dieskpo,” jelas Pujo dalam webinar ‘Mahalnya Harga Daging Sapi dan Kerbau, Apa Solusinya?’ oleh HIPMI, Senin (29/3/2021).
Pujo mengatakan lokasi geografis Papua yang dekat dengan Australia menjadi salah satu alasan pemilihan lokasi. Dia berharap agar sapi-sapi bakalan lebih banyak dikirim ke Utara, dalam hal ini Indonesia.
Selain itu, Pujo menyebut Papua telah memiliki rumput sapi sendiri dan satu peternak mandiri memiliki ratusan ekor hewan ternak.
“Kemudian juga daerah tersebut bisa menampung sapi bakalan dari Australia, yang pada saat harga murah kita bisa menampungnya di sana,” ujarnya.
Baca Juga
Menurut Pujo, pembangunan kawasan peternakan ini merupakan salah satu lokasi jangka panjang untuk permasalahan persediaan daging di dalam negeri.
Selain pembangunan kawasan peternakan terintegrasi, pemerintah mendorong pola kemitraan dan korporasi pada peternak untuk menghimpun data stok daging siap potong setiap tahunnya dari seluruh populasi ternak.
“Sehingga kita bisa konversi terkait dengan suplai daging untuk satu tahun,” pungkasnya.