Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Impor Gula 150.000 Ton, Harga Petani Tertekan

Harga gula petani lokal berisiko tertekan usai pemerintah menugaskan beberapa BUMN untuk impor 150.000 ton gula kristal putih untuk konsumsi.
Salah satu pedagang gula dipasar tradisional sedang mengemasi gula pasir untuk dijual kembali / Arief Rahman
Salah satu pedagang gula dipasar tradisional sedang mengemasi gula pasir untuk dijual kembali / Arief Rahman

Bisnis.com, JAKARTA - Tambahan impor 150.000 ton gula kristal putih (GKP) untuk konsumsi yang ditugaskan pemerintah ke beberapa BUMN dinilai bisa makin menekan harga gula di tingkat produsen. Selain bisa menjadi demotivasi terhadap produksi, impor GKP dikhawatirkan bakal membanjiri pasar yang seharusnya diisi dengan gula petani lokal.

Sekretaris Jenderal DPN Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) M. Nur Khabsyin mengatakan impor GKP akan memperbanyak pasokan yang datang bersamaan dengan dimulainya masa giling tebu pada akhir Mei. Terlebih, neraca gula sampai Mei sudah surplus sekitar 368.400 ton karena terdapat pasokan GKP hasil olahan gula mentah (GM) impor dari pabrik gula dengan volume 646.944 ton.

“Pasokan akan berlebihan dan menekan harga. Kami sudah suarakan ini sejak izin diberikan pada Januari dan Februari,” kata Nur Khabsyin, Jumat (26/3/2021).

Kekhawatiran soal harga yang diutarakan oleh petani cukup berasalan mengingat HPP untuk gula tercatat masih bertahan di level Rp9.100 per kg sejak 2016 meskipun biaya produksi terus naik setiap tahunnya. Nur Khabsyin mengatakan asosiasi terus menyuarakan kenaikan HPP menjadi Rp12.500 per kg dan harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per kg.

Di sisi lain, dia mengatakan kebijakan impor seharusnya dikalkulasi dengan tepat volume dan waktu kedatangannya. Dia memberi contoh pada kebijakan impor gula pada tahun lalu yang langsung menekan harga dan berimbas pada penanaman tahun ini. Akibat minat yang menurun, dia memproyeksikan produksi gula nasional pada 2021 terkoreksi setelah sempat naik tipis menjadi 2,23 juta ton pada 2020 dari 2,22 juta ton pada 2019.

“Karena petani kurang semangat akibat impor tiap tahun, bisa kembali turun tahun ini. Mungkin turun 50.000 ton karena tidak ada semangat lagi,” lanjutnya.

Kalangan petani pun sangsi GKP 150.000 ton yang diimpor oleh BUMN bakal bertahan sebagai stok cadangan dan hanya keluar untuk stabilisasi harga di Indonesia bagian timur sebagaimana janji Kementerian Perdagangan. Dia menyoroti pelabuhan kedatangan impor oleh PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) yang mencakup Belawan di Sumatra Utara, Tanjung Priok di DKI Jakarta, dan pelabuhan Tanjung Perak di Jawa Timur.

“Saat rapat Mendag mengatakan stok ini buat Indonesia Timur, kalau demikian mengapa nanti dibongkar di Jawa dan Sumatra? Kan sudah ada produksi di dalam negeri. Seharusnya lewat Makassar atau Maluku,” lanjut dia.

Dia juga menekankan bahwa distribusi gula impor tersebut harus benar-benar diawasi dan tidak dipasarkan saat produksi gula di dalam negeri melimpah. Pemerintah harus menjamin gula tersebut hanya berperan sebagai iron stock dan dikeluarkan saat stok nasional dalam kondisi riskan.

Sebelumnya, Direktur Utama PT RNI Arief Prasetyo Adi mengemukakan bahwa perusahaan telah mendapat penugasan impor 75.000 ton gula untuk mengamankan pasokan. Pemasukan gula impor ini setidaknya akan dilakukan lewat tiga pelabuhan yakni Tanjung Priok dengan volume 30.000 ton, 30.000 ton lewat Tanjung Perak, dan 15.000 ton melalui pelabuhan Belawan, Medan.

“Kami dapat impor GKP untuk 2021 sebesar 75.000 ton, dari jumlah tersebut estimasi pemasukan pada pekan pertama April sebesar 6.000 ton di Tanjung Priok,” kata Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper