Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Thailand Dinilai Punya Urgensi Genjot Ekspor Beras ke Indonesia

Kabinet Negeri Gajah Putih telah menyepakati rencana ekspor sebesar 4 juta untuk 4 tahun ke Indonesia sebagai bagian dari kesepakatan G2G kedua pemerintah.
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat
Pekerja berada di gudang Bulog di Jakarta, Rabu (2/9/2020). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Produksi beras Thailand yang diperkirakan naik dinilai bisa menjadi alasan kuat bagi negara tersebut untuk meggenjot ekspornya tahun ini.

Dibidiknya Indonesia sebagai target pasar pun dipandang lumrah karena tren surplus beras nasional cenderung tipis.

“Sebagai salah satu produsen dengan surplus besar, bagi mereka ekspor diperlukan karena daya simpan beras terbatas. Di sisi lain stok melimpah di dalam negeri bisa menekan harga dan mereka punya kepentingan untuk menjaga harga,” kata Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, Kamis (25/3/2021).

Tauhid menambahkan realisasi ekspor dengan mengandalkan kesepakatan lintas pemerintah (government-to-government) menjadi penting bagi Negeri Gajah Putih seiring dengan lebih mahalnya harga ekspor beras negara tersebut dibandingkan dengan produsen lain. 

Mengutip laporan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), harga beras Thailand dengan tingkat kepecahan 25 persen mencapai US$509 per ton. Harga tersebut lebih tinggi dibandingkan harga beras sejenis dari Vietnam yang masih di kisaran US$488 sampai US$492 per ton atau dari India seharga US$368 sampai US$372 per ton.

“Jika dikalkulasi neraca konsumsi dan produksi beras hanya di kisaran 4 sampai 4 juta ton. Sementara beberapa negara produksinya juga surplus. Demand tentunya akan memengaruhi stabilitas harga beras di Thailand,” kata dia.

Di samping itu, kehadiran nota kesepahaman perdagangan beras antara Indonesia dan Thailand yang dikabarkan ditandatangani akhir Maret ini dipandang Tauhid menjadi penentu keseriusan pemerintah memegang komitmennya untuk tidak melakukan impor saat panen raya.

Meski hanya antisipasi dan jaminan pasokan jika produksi di dalam negeri terdapat gangguan, dia berpandangan hal tersebut kontraproduktif karena dilakukan saat neraca saat panen raya dikabarkan surplus.

“Kalau benar-benar sudah ditandatangani ini sangat mengecewakan. Jika berjaga-jaga, mengapa dilakukan saat tidak dibutuhkan dan produksi disebut aman?” kata dia.

Sebagaimana dilaporkan media Thailand, kabinet Negeri Gajah Putih telah menyepakati rencana ekspor sebesar 4 juta untuk 4 tahun ke Indonesia sebagai bagian dari kesepakatan G2G kedua pemerintah. Lampu hijau rencana ekspor ini juga diberikan Bangladesh dengan volume 5 juta ton selama 5 tahun.

Bangkok Post melaporkan Kementerian Perdagangan Thailand juga telah meluncurkan rencana peningkatan ekspor beras menjadi 6 juta ton pada 2021 dari realisasi 2020 yang hanya 5,7 juta ton. Dalam mencapai target ini pemerintah Thailand membidik Indonesia, China, Bangladesh, dan Irak sebagai pasar utama di bawah payung kesepakatan G2G.

“Kesepakatan G2G dan kampanye agar beras Thailand lebih dikenal masyarakat dunia akan menjadi pelopor upaya meningkatkan ekspor dari 5,7 juta ton,” kata Menteri Perdagangan Thailand Jurin Laksanawisit, Rabu (24/3/2021).

Untuk mencapai target tersebut, Thailand setidaknya harus mengekspor 500.000 ton beras setiap bulan. Tetapi, volume ekspor pada Januari dan Februari berada di bawah volume yang dipatok akibat mahalnya beras Thailand sebagai imbas dari nilai baht yang kuat dan kemarau. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper