Bisnis.com, JAKARTA – Konsultan bisnis Provalindo Nusa memproyeksikan peluang penjualan rumah tapak cukup positif di tahun ini meski sektor properti masih dalam zona kontraksi dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19.
CEO PT Provalindo Nusa Chandra Rambey mengatakan pemulihan ekonomi akan terjadi tergantung kebijakan yang diambil oleh pemerintah.
Ekonomi Indonesia turut mengalami perlambatan akibat pandemi Covid-19, terutama pada paruh awal 2020. Di sisi lain, pada paruh kedua 2020, Indonesia secara berangsur mengalami pemulihan, berkat pembukaan kegiatan ekonomi domestik dan global yang dilakukan secara bertahap.
"Didorong oleh pemulihan dari sebagian konsumsi masyarakat-termasuk dengan belanja pengeluaran pemerintahan yang kuat- serta investasi dan net export," ujarnya melalui keterangan tertulis pada Kamis (25/3/2021).
Menurutnya, kinerja ekonomi Indonesia jauh lebih baik dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, berkat kebijakan restriksi sosial yang lebih longgar dalam menanggulangi penyebaran virus Covid-19.
Walaupun terdapat tanda pemulihan, Indonesia belum sepenuhnya keluar dari keadaan resesi. Oleh karena itu, pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang lebih hati-hati untuk menjaga momentum makroekonomi.
Baca Juga
“Pemerinah perlu menerapkan kebijakan ekonomi kedepannya dengan menerapkan restriksi sosial untuk menanggulangi penyebaran covid-19 yang lebih terarah dibandingkan dengan secara general dan menetapkan kebijakan fiscal yang disiplin serta kebijakan moneter yang lebih terkontrol,” ucapnya.
Untuk sektor properti, seperti halnya dengan kondisi ekonomi di sektor konstruksi yang mengalami pemulihan di kuartal IV/2020 meskipun secara umum masih berada di dalam zona kontraksi.
Peningkatan tersebut didorong oleh permintaan domestik, promosi yang ditujukan ke sektor komersial serta berbagai proyek lainnya.
"Memang penjualan properti residensial di pasar primer mengalami perlambatan di kuartal 2020 dibandingkan dengan rebound kuartal I/2020," kata Chandra.
Dia menilai masih tercipta peluang untuk penjualan rumah tapak. Pasar rumah tapak masih cukup atraktif dan favorit terutama bagi investor asing yang masih memperhatikan konektivitas antar wilayah serta ketersediaan kawasan mandiri modern.
"Dalam situasi ini kita juga dapat melihat tren yang berbeda yaitu munculnya spekulan properti," tuturnya.
Dia menilai hal ini terjadi akibat berkat kebijakan kompetitif yang dilakukan pemerintah untuk menarik investor asing diperkirakan terdapat permintaan yang kuat dari properti industri seperti pergudangan, data center, dan cold storage.
"Indonesia sudah cukup berhasil menyiapkan regulasi dan institusi yang menarik bagi investor, tetapi di sisi lain juga harus segera menyiapkan infrastruktur yang lebih komprehesif untuk mengakomodasi permintaan yang terus meningkat," ujarnya.