Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyebut kehadiran National Logistics Ecosystem (NLE) merupakan salah satu upaya mewujudkan Indonesia sebagai bagian dari global value chain (GVC).
Menurut Staf Ahli Kemenko Bidang Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi, sebenarnya sudah banyak pihak yang ingin berinvestasi di Indonesia. Sayangnya, sektor logistik masih menjadi permasalahan tersendiri.
"Oleh karena itu program ini [NLE] diluncurkan sebagai bagian bagaimana mengkomprehensifkan sistem [logistik] yang ada," katanya dalam webinar bertajuk Prospek Ekonomi dan Bisnis Logistik 2021, Rabu (24/3/2021).
Edi mengatakan, sejauh ini terdapat kurang lebih 27.000 aplikasi atau sistem logistik. Kehadiran NLE ini ditujukan agar sistem-sistem tersebut dapat lebih disederhanakan demi memudahkan masyarakat.
"Coba bayangkan bagaimana masyarakat itu akan berinteraksi dengan otoritas kalau masih segini [sistemnya]. Ini yang kemudian mulai disederhanakan," ujarnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan keberadaan NLE sudah sangat tepat. Menurutnya sistem tersebut membantu mengkolaborasikan para pemangku kepentingan baik kementerian, lembaga, maupun para pelaku usaha dan asosiasi.
Baca Juga
"Harapan saya NLE ini bisa dikembangkan lagi," ujarnya.
Sebagai informasi, pemerintah berupaya mempercepat proses ekspor-impor melalui penerapan NLE yang merupakan ekosistem logistik yang menyelaraskan arus lalu lintas barang (flow of goods) dengan dokumen internasional (flow of documents), sejak kedatangan sarana pengangkut (kapal/pesawat) hingga barang keluar dari pelabuhan dan tiba di gudang.