Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani membandingkan defisit fiskal yang dialami Indonesia dan Amerika Serikat.
Menurutnya, defisit fiskal Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan Amerika Serikat (AS). Defisit ini muncul akibat stimulus ekonomi jumbo dari pemerintahan Joe Biden sebesar US$1,9 triliun.
"Defisit AS 13,7 persen dari PDB, 2020 AS melakukan countercylical 15,6 persen dari PDB," ungkap Sri Mulyani, Selasa (23/3/2021).
Sementara itu, defisit fiskal Indonesia hanya mencapai 6 persen pada tahun lalu dan dipatok 5,7 persen pada tahun ini.
"Jadi dalam hal ini, kita akan lebih rendah."
Meskipun defisit, ekonomi AS mampu pulih lebih cepat dibandingkan Indonesia. "Dengan adanya pemerintahan baru, stimulus dan vaksinasi, sekarang AS akan meloncat tinggi," ujar Sri Mulyani.
Indikatornya a.l. penjualan ritel 7,4 persen, indeks manufaktur (PMI) yang selalu berada di atas zona 50 mulai Juli 2020 serta vaksinasi yang cepat.
Fed memproyeksikan bahwa ekonomi AS akan tumbuh 6,5 persen pada tahun 2021. Pertumbuhan ini akan menjadi laju tercepat sejak 1983. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi RI pada tahun ini diperkirakan sebesar 4,5 persen hingga 5,3 persen.
Sri Mulyani mengungkapkan ekonomi RI pada kuartal I / 2021 akan mendekati minus 0,1 persen dari kisaran minus 1 persen hingga positif 0,1 persen.