Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Semen Indonesia mendata performa ekspor semen nasional berakselerasi per Februari 2021. Hal tersebut membuat produksi semen nasional ikut berakselerasi pada dua bulan pertama 2021.
Ketua Umum ASI Widodo Santoso mendata volume ekspor semen per Februari mencapai 1,1 juta ton. Angka tersebut naik sekitar 240 persen dari realisasi Februari 2020 sekitar 450.000 ton.
"Kendati konsumsi dalam negeri hanya naik 1 persen, [performa] ekspor buat gebrakan baru. Dengan demikian, total penjualan dalam negeri dan ekspor mencapai kenaikan 14 persen, hal ini cukup menggembirakan dengan prestasi ekspor yang dilakukan pelaku industri semen," ucapnya kepada Bisnis, Senin (22/3/2021).
Selain mengungkit produksi semen per Februari, kinerja ekspor tersebut juga membuat kinerja produksi semen berjalan sesuai dengan target. Adapun, produksi untuk konsumsi semen nasional pada Januari—Februari 2021 mencapai 9,54 juta ton atau turun 2,7 persen secara tahunan, tetapi kinerja ekspor membuat produksi semen nasional naik 9 persen secara tahunan menjadi 11,57 juta ton.
Widodo menilai pertumbuhan produksi semen tersebut sejalan dengan prediksi ASI pada akhir 2021. Widodo meramalkan produksi semen nasional pada akhir 2021 akan tumbuh sekitar 7—8 persen secara tahunan.
Berdasarkan data ASI, ada tiga wilayah yang memiliki pertumbuhan konsumsi semen positif, yakni Sulawesi (47 persen) sekitar 485.000 ton, Maluku dan Papua (41 persen) sekitar 168.000 ton, dan Sumatra (3,4 persen) sekitar 1,3 juta ton. Pencatatan positif ketiga wilayah tersebut membuat konsumsi semen nasional naik tipis 0,8 persen secara tahunan per Februari 2021.
"Konsumsi semen domestik Februari 2021 tidak minus lagi terhadap tahun lalu. Kami harapkan bulan Maret 2021 konsumsi dalam negeri bisa meningkat lagi di atas 1 persen," kata Ketua Umum ASI Widodo Santoso kepada Bisnis, Senin (22/3/2021).
Konsumsi semen nasional masih tumbuh tipis lantaran konsumsi semen di Pulau Jawa masih merosot 5,5 persen secara tahunan menjadi 2,41 juta ton. Adapun, konsumsi semen di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra berkontribusi sekitar 70 persen dari total konsumsi nasional.
Selain Pulau Jawa, konsumsi di Pulau Kalimantan anjlok 12 persen menjadi sekitar 289.000 ton, sedangkan konsumsi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara turun 6,8 persen menjadi sekitar 244.000 ton. Dengan demikian, konsumsi semen nasional per Februari 2021 mencapai 4,63 juta ton.
Di sisi lain, Widodo mendata konsumsi semen per Februari 2021 ditopang oleh konsumsi sektor properti seperti rumah tapak maupun apartemen. Adapun, konsumsi semen bidang properti pada bulan kedua 2021 naik 6 persen secara tahunan.
"[Sementara itu,] konsumsi semen bidang infrastruktur dan proyek strategis turun 14 persen [secara tahunan]. Kelihatannya belum semua daerah memulai pembangunan infrastruktur dan pengaruh pandemi Covid-19 masih belum reda," ucapnya.
Widodo meramalkan konsumsi semen bidang infrastruktur baru akan bergerak pada April 2021. Menurutnya, saat ini belum banyak kegiatan konstruksi infrastruktur lantaran masih dalam tahap persiapan.
Widodo optimistis konsumsi semen bidang infrastruktur akan tumbuh positif pada tahun ini. Alasannya, anggaran infrastruktur pada 2021 naik hingga lebih dari Rp400 triliun, sedangkan anggaran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat naik menjadi sekitar Rp146 triliun.