Bisnis.com, JAKARTA - Batik Air (kode penerbangan ID) anggota dari Lion Air Group memberikan keterangan resmi sehubungan dengan adanya seorang penumpang yang mengeluh sesak di bagian dada 120 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Mozes Kilangin Papua Barat.
Corporate Communications Strategic of Batik Air Danang M. Prihantoro mengatakan penumpang laki-laki berinisial MN (21 tahun) itu duduk di nomor kursi 15D. Sementara kondisi MN disampaikan oleh penumpang yang duduk di di kursi 15F yang kemudian meminta bantuan kepada awak kabin.
Setelah itu lanjutnya, pimpinan awak kabin (senior flight attendant/SFA) Syarifah Sari Dewi bersama kru kabin lainnya menghampiri langsung guna mengetahui kondisi aktual MN. Setelah mendapatkan informasi detail dan pengamatan, SFA segera melakukan pengumuman (announcement) apakah dalam penerbangan terdapat profesi dokter.
"Di penerbangan ID-6187 terdapat tenaga medis [kesehatan] dengan menunjukkan identitas resmi dan tanda profesi. Dokter tersebut berkoordinasi dan bekerja sama dengan awak kabin dalam penanganan MN," katanya dalam siaran pers, Jumat (19/3/2021).
Kemudian menurut prosedur kerja penanganan penumpang ujar Danang, awak kabin segera memberikan POB (tabung oksigen portabel) dengan tindakan melonggarkan pakaian yang mengikat, membersihkan wajah penumpang, menyandarkan kursi serta memasangkan masker oksigen.
Selanjutnya setelah berkoordinasi dengan awak kabin, Made Betha Yoga Pradnyana yang merupakan pilot Batik Air di penerbangan ID-6187 memutuskan untuk melakukan pengalihan pendaratan (divert) ke bandara terdekat, yakni Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Maros, Sulawesi Selatan.
"Pilot menginformasikan kepada petugas lalu lintas udara dan petugas darat, [bahwa] dalam penerbangan terdapat satu tamu yang membutuhkan penanganan kesehatan lebih lanjut," ujar Danang.
Setelah pesawat mendarat dengan sempurna, tim medis bersama petugas Batik Air melakukan penanganan dan penjemputan dari pintu pesawat bagian belakang. MN kemudian dibawa ke rumah sakit.
Namun kata dia, Batik Air mendapatkan informasi bahwa tim medis rumah sakit tersebut menyatakan MN meninggal dunia.
"Atas nama manajemen dan seluruh karyawan, Batik Air mengucapkan duka cita mendalam atas meninggalnya MN di rumah sakit," jelasnya sembari menambahkan bahwa petugas Batik Air di Makassar bersama pendamping membantu proses pengurusan jenazah dan administrasi.
Sebelumnya sebagai informasi, Danang menjelaskan bahwa Batik Air dengan penerbangan nomor ID-6187 pada Kamis 18 Maret 2021 melayani rute dari Bandara Internasional Mozes Kilangin, Timika, Papua Barat tujuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten. Perjalanan telah dijalankan sebagaimana standar operasional prosedur (SOP) dan pedoman protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.
Semua penumpang serta awak pesawat sudah menjalani pemeriksaan kesehatan Covid-19 dengan dinyatakan negatif dan sebelum masuk ke pesawat udara (ketika berada di terminal keberangkatan) surat hasil uji kesehatan sudah diverifikasi oleh petugas medis dari lembaga yang berwenang dan tidak ditemukan adanya tamu dengan kondisi tertentu yang menyangkut kesehatan seperti sakit.
Awalnya jadwal keberangkatan ID-6197 pukul 12.30 WIT dan diperkirakan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada 15.00 WIB. Namun karena adanya pengalihan pendaratan, Batik Air penerbangan ID-6187 mengudara kembali dari Bandara Internasional Sultan Hasanudin pada 16.44 WITA dan mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pukul 17.44 WIB.