Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fitch Ratings: Fasilitas Pinjaman IMF Tak Manjur untuk Atasi Utang Negara Berkembang

Fasilitas SDR dari IMF tidak cukup untuk secara signifikan mengatasi tantangan terkait beban utang yang tinggi sebagai akibat dari pandemi.
Kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington D.C., AS/ Bloomberg - Andrew Harrer
Kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington D.C., AS/ Bloomberg - Andrew Harrer

Bisnis.com, JAKARTA - Usulan peningkatan fasilitas Special Drawing Rights, bantuan pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF) bagi negara berkembang dan miskin, hingga US$500 miliar dinilai tidak efektif.

Dikutip dari Fitch Ratings, Kamis (18/3/2021), Special Drawing Rights (SDR) tidak akan membantu ketidakseimbangan fundamental dan tekanan utang di negara berkembang dan miskin.

Fitch menilai alokasi dana bantuan yang setara dengan 3,5 persen cadangan devisa global dan 0,5 persen PDB dunia ini hanya akan memberikan dampak yang kecil dibandingkan pembiayaan darurat pada 2020 lalu.

Rencananya fasilitas tambahan SDR ini akan disahkan pada pertemuan IMF pada April 2021.

SDR adalah dana cadangan yang dikelola IMF dan dapat ditarik oleh negara anggota dengan mekanisme yang bisa memastikan konversi ke berbagai mata uang.

"Ini akan membantu negara-negara untuk menghadapi tekanan pendanaan eksternal dengan segera dan meningkatkan ketahanan terhadap potensi pengetatan kondisi pendanaan negara berkembang. Namun, tidak cukup untuk secara signifikan mengatasi tantangan terkait beban utang yang tinggi sebagai akibat dari pandemi," tulis Fitch.

Ada inisiatif yang sedang berjalan bagi masing-masing negara anggota kaya untuk mentransfer SDR baru mereka untuk mendukung negara berpenghasilan rendah, misalnya dengan mengumpulkan dana yang tersedia untuk pinjaman lunak di bawah Poverty Reduction and Growth Trust yang diterbitkan IMF.

Namun, proposal ini masih kurang berkembang daripada alokasi umum itu sendiri, kendati dapat memberikan dukungan tambahan yang signifikan untuk negara berkembang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper