Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kesuksesan Selandia Baru Tangani Pandemi bawa Risiko Resesi Berlanjut

Data menunjukkan, ekonomi Selandia Baru berkontraksi 1,0 persen pada kuartal akhir 2020 setelah lonjakan 13,9 persen pada kuartal ketiga.
Selandia Baru/aptouring.com.au
Selandia Baru/aptouring.com.au

Bisnis.com, JAKARTA - Selandia Baru, negara teratas dalam penanganan pandemi Covid-19, menghadapi prospek resesi dua kali atau double-dip karena dampak kebijakan pembatasan pada industri pariwisata yang vital.

Data menunjukkan, ekonomi Selandia Baru berkontraksi 1,0 persen dalam tiga bulan terakhir 2020. Setelah lonjakan 13,9 persen pada kuartal ketiga, ekonomi hanya 0,9 persen lebih kecil daripada sebelum dimulainya pandemi.

Beberapa ekonom memperkirakan angkanya akan menyusut lebih jauh pada kuartal ini. Guncangan ini terjadi setelah pemulihan berbentuk V dari kemerosotan di paruh pertama tahun lalu, saat negara berhasil memberantas penularan virus.

Kini beberapa pembatasan ketat yang diterapkan Selandia Baru untuk memerangi pandemi, mendorongnya ke puncak peringkat ketahanan Covid-19 global Bloomberg dan menghambat pertumbuhan.

Pariwisata, yang pernah menjadi penghasil devisa terbesar negara itu, terhuyung-huyung karena kurangnya pengunjung dari luar negeri. Sementara koridor perjalanan dengan Australia sudah direncanakan, ada sedikit kemungkinan perbatasan dibuka kembali secara lebih luas tahun ini.

Keberlanjutan pemulihan Selandia Baru telah dipertanyakan sehubungan dengan penutupan perbatasan, wabah Covid-19 kecil di kota terbesar Auckland, dan lambatnya distribusi vaksin.

Enam dari 18 ekonom yang disurvei Bloomberg memperkirakan kontraksi pada kuartal keempat sementara Reserve Bank bulan lalu memproyeksikan pertumbuhan nol, dan mengatakan bahwa ketidakpastian yang sedang berlangsung diperkirakan akan membatasi investasi bisnis dan pengeluaran rumah tangga.

"Masih akan ada lonjakan dalam pemulihan selama Anda terus memiliki Covid-19 di luar sana. Kita mungkin harus menunggu satu tahun lagi sampai vaksin diluncurkan dan menghentikan fluktuasi ini,” kata Diana Mousina, ekonom senior di AMP Capital Investors Ltd. di Sydney, dilansir Bloomberg, Kamis (18/3/2021).

Sementara itu, dolar Selandia Baru tidak terpengaruh angka PDB itu karena para trader fokus pada prospek yang masih positif.

"Sangat penting untuk melihat ke depan. Peluncuran vaksin dan pembicaraan tentang gelembung perjalanan dengan Australia harus mendukung pertumbuhan yang solid pada 2022," kata Jarrod Kerr, kepala ekonom di Kiwibank Ltd. di Auckland.

Bank sentral telah memangkas suku bunga dan memulai pelonggaran kuantitatif serta program pinjaman berjangka untuk menurunkan biaya pinjaman. Hal itu melambungkan harga di pasar perumahan ke rekor baru.

Adapun, pemerintah sedang mempersiapkan paket langkah-langkah untuk mengendalikan spekulan, yang diharapkan akan diumumkan minggu depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper