Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menyasar peluang investasi di tiga sektor infrastruktur, yakni jalan tol, pelabuhan, dan bandara melalui lembaga pengelola investasi Indonesia Investment Authority (INA).
"Kami berharap bisa membawa modal yang diperlukan untuk investasi infrastruktur guna menjamin Indonesia mendapatkan manfaat di masa depan," kata Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dilansir Antara, Kamis (11/3/2021)
Tiko, sapaan akrab Kartika, mengatakan Trans Jawa dan Trans Sumatra, misalnya, ada 24 daftar pertama konsesi jalan tol yang saat ini sedang dibahas pemerintah bersama INA untuk peluang ekuitas sekitar Rp34 triliun.
Kedua proyek jalan tol ini dioperasikan oleh tiga operator jalan tol utama BUMN, yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk., PT Jasa Marga (Persero) Tbk., dan PT Hutama Karya (Persero).
Ragam kolaborasi juga terlihat pada sektor pelabuhan dengan empat proyek, yaitu Pelabuhan Kontainer Belawan di Medan, CT2 dan CT3 di Kalibaru, Jakarta, Teluk Lamong di Surabaya, dan juga Pelabuhan Baru Makassar.
Adapun untuk sektor bandara, pemerintah bekerja sama dengan INA, yang juga disebut sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF), untuk membawa mitra baru untuk proyek pengembangan beberapa bandara agar menjadi hub dalam negeri melalui peningkatan efisiensi operasional.
Pada tahap awal, pemerintah menggaet investasi untuk Bandara Soekarno-Hatta, Bandara Cargo Village di Jakarta, dan Bandara Hasanuddin di Makassar.
"Untuk melancarkan upaya pembangunan dengan hasil yang terbaik, kami bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dalam mengakomodir struktur konsorsium INA, sementara mereka berinvestasi di bandara," kata Tiko.
Kehadiran INA bertujuan memberikan pilihan kepada para investor untuk menanamkan modal di Indonesia. Investor dapat berinvestasi melalui pembelian saham, pembelian surat berharga negara, berinvestasi melalui BKPM, dan juga bisa melalui partnership.
Target penyerapan investasi periode pertama INA adalah infrastruktur trasportasi, karena sektor ini disiapkan untuk menjaga peningkatan demand atau permintaan saat ekonomi pulih.