Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong inklusi keuangan melalui program Kartu Prakerja.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian Rudy Salahuddin menyebut inovasi Kartu Prakerja adalah optimalisasi teknologi oleh pemerintah.
“Model yang digunakan dalam Kartu Prakerja adalah inovasi end-to-end digital yang menghilangkan batasan ruang. Ini yang kita coba perbaiki dan coba inovasi sehingga ekosistem KP [kartu prakerja] ini akan lebih besar lagi,” jelas Rudy dalam dialog virtual dengan topik ‘Perkembangan Program Kartu Prakerja’, Rabu (10/3/2021).
Dia mengatakan bahwa ada sejumlah inovasi digital yang didorong oleh program bantuan pemerintah tersebut.
Pertama, optimalisasi teknologi program pemerintah pertama yg dilakukan secara end-to-end digital sejak dari pendaftaran. Sehingga, skala menjadi lebih luas dan besar serta selesai dalam waktu yang singkat.
“Ini juga membantu untuk inklusi keuangan, karena masih banyak orang belum punya rekening atau e-wallet,” tambahnya.
Kedua, sifat program yang kolaboratif sehingga tanggung jawab tidak hanya diberikan kepada pemerintah, namun juga pihak swasta. Kartu Prakerja melibatkan sejumlah mitra kerja yaitu 5 mitra pembayaran, 7 platform digital, 4 institusi pendidikan, 3 platfrom portal pekerjaan, serta 165 lembaga pelatihan.
“Sifat ekosistem ini free entry - free exit, nantinya yang bisa bertahan adalah orang-orang yang sanggup berkompetisi,” jelasnya.
Ketiga, program berorientasi konsumen. Prinsip 'consumer first' didorong agar memberikan kebebasan untuk peserta memilih platform digital, jenis pelatihan, atau jenis rekening penerima insentif program.
Adapun, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari juga menyebut bahwa sebanyak 25 persen dari total pengguna Kartu Prakerja sebelumnya tidak memiliki rekening bank atau e-wallet.
Terdapat 12 batch penerima kartu yang telah digulirkan selama 2020. Sebanyak 5,3 juta penerima Kartu Prakerja telah mendapatkan dengan insentif sebesar Rp13,35 triliun.
“Nah, karena Kartu Prakerja insetifnya Rp600.000 empat kali, jadi teman-teman harus membuka rekening bank atau e-wallet,” pungkasnya.